Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. Emiten properti dan kawasan industri, PT Modernland Realty Tbk (MDLN) menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) tahun ini sebesar Rp 1,2 triliun.
Capex tersebut akan digunakan perseroan untuk ekpansi lahan di Cikande Tangerang dan Bekasi.
Cuncun Wijaja, Sekretaris Perusahaan MDLN mengatakan jumlah capex tahun ini lebih tinggi sekitar 20% dari realisasi belanja modal tahun lalu yang diperkirakan terserap sekitar Rp 1 triliun.
"Seluruh belanja modal tersebut akan didanai dari kas operasional perseroan." katanya pada KONTAN, Jumat (15/1).
Sebetulnya di awal tahun lalu, MDLN mengangarkan capex sebesar Rp 2 triliun untuk membebaskan lahan di dua lokasi yakni Cikande dan Bekasi.
Di Cikande, perseroan telah mengantongi izin hak guna bangunan seluas 2.175 hektare (ha).
Kawasan ini dikembangkan menjadi kawasan Industri yang diberi nama Modern Cikande Indutrial Estae (MCIE) dengan total lahan yang telah dikembangkan sekitar 900 ha.
Sementara di Bekasi MDLN telah mengantongi izin akuisisi lahan seluas 1.300 ha.
Namun, MDLN kemudian menurunkan capex jadi Rp 1 triliun lantaran situasi yang kurang mendukung sepanjang tahun lalu untuk melakukan ekpansi lahan.
Sisanya capex tersebut kemudian diundur ke tahun ini.
Cuncun tidak menargetkan volume lahan yang akan diakuisisi perseroan tahun ini.
Hanya yang pasti saat ini, pengembang Jakarta Garden City (JGC) ini masih memiliki land band (cadangan lahan ) seluas 1.500 ha di Cikande, Bekasi dan di kawasan JGC.
Untuk sektor industrial, MDLN masih fokus menjajakan penjualan lahan di kawasan industri Cikande.
Sementara di Bekasi, perseroan masih fokus melakukan pembebasan lahan.
Adapun harga rata-rata penjualan lahan tahun lalu mencapai Rp 1,7 juta per meter persergi (m2).
Cuncun bilang, tahun ini perseroan berencana menaikkan harga lahan sekitar 10%-15%.
Pasalnya, exit pintu toll baru di kilometer (km) 52 Cikande akan rampung tahun ini.
Sementara exit tol tersebut hanya berjarak sekitar 1 km dari gerbang kawasan industri milik perseroan.
Saat ini, dia mengaku perseroan tengah menjajaki kerjasama terkait penjualan lahan dengan beberapa investor dari kawasan Asia dan Eropa.
Penjajakan tersebut berpotensi menghasilkan transaksi sekitar 20 ha lahan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News