kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Mirae Asset Sematkan Rating Overweight pada Saham Sektor Perbankan, Simak Ulasannya


Minggu, 09 Oktober 2022 / 19:14 WIB
Mirae Asset Sematkan Rating Overweight pada Saham Sektor Perbankan, Simak Ulasannya
ILUSTRASI. Pengunjung di gerai Anjungan Tunai Mandiri (ATM) di sebuah pusat perbelanjaan, Tangerang, Banten, Senin (16/9). KONTAN/Baihaki/16/9/2019


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mirae Asset Sekuritas memaparkan terkait kinerja bank-bank konvensional hingga Agustus 2022. Momentum pertumbuhan pendapatan yang positif terus berlanjut.

Handiman Soetoyo dan Rizkia Darmawan memaparkan dalam risetnya, Rabu (5/10), bahwa PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sukses membukukan akselerasi laba, sedangkan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) mencatatkan pendapatan yang stabil pada bahwa bulan Agustus.

Pertumbuhan top line bank secara umum dinilai meningkat. Hal itu salah satunya karena sedikit peningkatan dalam operational expenditure (opex) di beberapa bank. Di sisi lain, juga terdorong adanya beban provisi yang menurun atau stabil bulan demi bulan.  

"Secara keseluruhan, pendapatan berada sedikit di atas konsensus perkiraan yang memuaskan," tulisnya dalam riset.

Baca Juga: Prospek Harga CPO Masih Positif, Simak Faktor Pendukung dan Rekomendasi Sahamnya

Sebaliknya, dari sisi neraca, BBCA dan BBRI membukukan pertumbuhan pinjaman positif, sementara BMRI dan BBNI mencatat pertumbuhan negatif secara bulanan alias month on month (MoM). 

Per Agustus 2022, BBRI membukukan pertumbuhan pendapatan tertinggi yakni tumbuh 88,0% secara tahunan alias year on year (YoY). Diikuti oleh BBNI tumbuh 76.2% YoY, BMRI naik 59,8% YoY, dan BBCA meningkat 22,6% YoY.

Hasil tersebut menjadikan BBRI terkuat di antara 4 bank besar. Loan to Deposit Ratio (LDR) kini berada di 89,1%, mendekati tingkat optimal. Namun, pertumbuhan kredit melambat menjadi 8,8% YoY pada Agustus dari bulan sebelumnya sekitar 9,4% YoY.

BBNI menjadi satu-satunya bank yang membukukan total deposit yang lebih rendah secara MoM. LDR saat ini berada di 91,7%, yang berada pada level optimal. Namun, selama lingkungan suku bunga meningkat, tingkat LDR ini dapat mendorong bank BNI untuk menaikkan suku bunga deposito lebih cepat dari rekan-rekannya.

BMRI mencetak pinjaman turun sebesar 0,8% MoM di bulan Agustus. Serta, LDR telah turun ke tingkat yang lebih menguntungkan yakni di angka 86,5% dari bulan sebelumnya 89,3%.

Serta, BBCA yang berhasil mencatatkan pertumbuhan rekening giro yang kuat diimbangi dengan penurunan rekening tabungan dan waktu setoran secara bulanan. Hal ini berdampak pada tingkat LDR yang lebih baik sebesar 67,1% dari bulan Juli sekitar 65,3%.

Mirae Asset menilai, BBCA dan BMRI memiliki kualitas neraca terkuat sejauh ini, ditambah dengan Non Performing Loan (NPL) yang lebih rendah. Untuk pertumbuhan CASA , umumnya membaik. Namun, pertumbuhan deposito yang positif hanya terjadi di BMRI. 

Menurut laporan bulanan kebijakan uang beredar (M2) Bank Indonesia (BI), pertumbuhan pinjaman sistem perbankan secara tahunan tetap stabil pada bulan Agustus 2022.

Baca Juga: Dibayangi Sentimen Negatif, Begini Prospek Kinerja Emiten Ritel

Bank-bank besar diharapkan harus mampu mengatasi risiko yang meningkat, sehingga mempertahankan rating overweight.

"Kami mempertahankan rating overweight di sektor perbankan dengan BBRI, BMRI dan BBCA sebagai pilihan utama," ungkapnya.

Kenaikan harga BBM bersubsidi mengakibatkan inflasi lebih tinggi di bulan September. BI diperkirakan akan menaikkan suku bunga menjadi 5,00% pada akhir tahun ini.  

Handiman dan Rizkia memproyeksikan, bank akan menaikkan suku bunga deposito mereka secara bertahap, terutama mengingat ketidaksetaraan likuiditas dalam sektor. Namun, kenaikan Cost of Fund (CoF) harus diimbangi sebagian dengan hasil aset yang lebih tinggi dan volume yang lebih tinggi, sehingga mempertahankan Net Interest Margin (NIM) bank-bank.

"Kualitas aset tetap menjadi perhatian utama kami sekarang. Namun demikian, mengingat besarnya NPL/LAR bank cakupan untuk mengurangi kemungkinan penurunan kualitas aset, kami percaya bahwa Cost of Credit (CoC) masih akan menurun jauh dibandingkan tahun lalu," jelasnya.

 
TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×