kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Minyak Reli di Tengah Kekhawatiran Konflik atas Ukraina, Brent Sentuh US$ 97,49


Selasa, 22 Februari 2022 / 09:32 WIB
Minyak Reli di Tengah Kekhawatiran Konflik atas Ukraina, Brent Sentuh US$ 97,49
ILUSTRASI. Harga minyak mentah melonjak ke rekor tertinggi baru dalam 7 tahun


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - MELBOURNE. Harga minyak melonjak lebih dari US$ 2 ke level tertinggi baru dalam tujuh tahun pada awal perdagangan hari ini. Dorongan terbesar datang setelah Rusia memerintahkan pasukan militer menuju dua wilayah yang memisahkan diri di Ukraina timur. Hal ini meningkatkan krisis terkait potensi perang.

Selasa (22/2) pukul 09.15 WIB, harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk pengiriman April 2022 melonjak US$ 2,10 atau 2,2% menjadi US$ 97,49 per barel. Ini menambah kenaikan 2% yang terjadi pada hari sesi sebelumnya. Di awal perdagangan Brent sempat ke US$ 97,66 per barel, posisi tertinggi sejak September 2014.

Serupa, harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman April 2022 juga naik US$ 3,25 atau 3,6% ke US$ 94,32 per barel, dibandingkan dengan penutupan pasar pada Jumat (18/2). Pasar AS tutup pada hari Senin untuk hari libur nasional.

Pada perdagangan hari ini, pasar keuangan global mendapat sentimen dari memanasnya hubungan Rusia dan Ukraina.

Baca Juga: Aset Safe Haven Melonjak, Bursa Saham Merosot Terdampak Deklarasi Rusia di Ukraina

Pejabat AS dan Eropa mengutuk tindakan Rusia, tetapi seorang pejabat pemerintahan Biden mengatakan tindakan militer Rusia belum merupakan invasi yang akan memicu paket sanksi yang lebih luas.

Menanggapi gerakan pasukan Rusia setelah Moskow mengakui dua wilayah yang memisahkan diri sebagai negara merdeka, Presiden Ukraina Volodymir Zelensky menuduh Rusia melanggar wilayah kedaulatan Ukraina. Hal itu disampaikan Zelensky dalam pidatonya pada Selasa pagi.

Dia mengatakan, Ukraina menginginkan solusi diplomatik untuk krisis tetapi siap untuk menggali untuk jangka panjang.

Analis mengatakan pertanyaan besar yang menggantung di pasar minyak adalah apakah ekspor energi Rusia benar-benar akan terganggu jika Moskow melanjutkan invasi skala penuh ke Ukraina dan pemerintah barat memberlakukan sanksi terhadap lembaga keuangan Rusia.

"Ada banyak ketidakpastian," kata ekonom senior Westpac Justin Smirk. "Apakah Rusia bersedia memasok secara kredit?"

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×