Reporter: Agung Jatmiko | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Harga minyak mentah terkoreksi. Cadangan minyak yang meningkat di Amerika Serikat (AS) menjadi salah satu penyebabnya.
Harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret 2013 di Bursa Nymex, Rabu (6/2) pukul 17.47 WIB, turun 0,65% menjadi US$ 96,01 per barel dibandingkan harga sehari sebelumnya. Dalam seminggu, harga minyak telah turun 1,60%.
Pada akhir pekan lalu, harga minyak relatif menguat, terkerek sentimen data ekonomi di Amerika Serikat (AS), Eropa dan China yang cukup positif. Harga minyak waktu itu sempat menguat ke level US$ 97,77 per barel, Jumat (1/2).
Namun, aksi profit taking membuat pergerakan harga minyak terkoreksi di awal pekan ini. Selain itu, data American Petroleum Institute (API) yang menyebut, cadangan minyak mingguan di AS meningkat sebesar 3,63 juta barel, menambah tekanan pada pergerakan harga minyak di pasar spot.
Masih akan naik
Nizar Hilmy, analis SoeGee Futures mengatakan, pergerakan harga minyak dari awal pekan ini masih cenderung tertahan. Salah satu sentimen negatif datang dari rilis indeks Purchasing Managers Index (PMI) sektor jasa di Italia yang berada di bawah ekspektasi yaitu di level 43,9 pada Januari 2013.
Namun penurunan harga minyak ini hanya sementara. “Sejumlah rilis data dan indeks ekonomi lainnya di akhir pekan lalu tidak buruk, setidaknya ini mampu meredam sentimen negatif di pekan ini,” kata Nizar.
Ariana Nur Akbar, analis senior Monex Investindo Futures menambahkan, optimisme ekonomi global masih terlihat dalam pergerakan harga minyak. Menurut dia, koreksi yang terjadi saat ini hanyalah fase konsolidasi dan masih ada potensi kenaikan.
Walaupun ada gejolak politik di Italia dan Spanyol, namun pasar cenderung masih optimistis terhadap kondisi umum ekonomi di Eropa. Hal ini tidak terlepas dari kondisi ekonomi dan politik di Jerman yang masih stabil, sehingga mampu menjaga kepercayaan pasar terhadap prospek pemulihan ekonomi Eropa.
Secara teknikal, Nizar melihat, tren harga minyak masih akan menguat. Moving average (MA) menunjukkan harga berada di atas MA 50 dan MA 100, mengindikasikan masih adanya ruang kenaikan.
Moving average convergence divergence (MACD) masih berada di area positif, di level 1,03 dengan pergerakan yang cenderung flat. Indikator relative strength index (RSI) menunjukkan adanya kenaikan, dari 60 menjadi 63.
Sementara, indikator stochastic mengalami penurunan dari titik overbought 70 ke level 60, mengindikasikan adanya sinyal penurunan.
Nizar memprediksi, dalam sepekan harga minyak akan naik terbatas di kisaran US$ 94,00 – US$ 98,00 per barel. Proyeksi Ariana, harga minyak dalam sepekan akan menguat di rentang US$ 94,10 – US$ 100,40 per barel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News