kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Minyak masih mendekati level terendah satu bulan


Rabu, 11 Januari 2017 / 14:49 WIB
Minyak masih mendekati level terendah satu bulan


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Harga minyak masih sulit menanjak setelah mencatatkan level terendah dalam sebulan terakhir. Investor mencermati sinyal kenaikan pasokan minyak mentah Amerika Serikat (AS) di tengah pembatasan produksi OPEC dan produsen lainnya.

Mengutip Bloomberg, Rabu (11/1) pukul 13.16 WIB, harga minyak WTI kontrak pengiriman Februari 2017 di New York Mercantile Exchange hanya menguat tipis 0,25% ke level US$ 50,95 per barel dibanding sehari sebelumnya. Dalam dua sesi perdagangan sebelumnya, minyak jatuh hingga 5,9% dan bertengger di US$ 50,82 per barel pada Selasa (10/1) atau level terendah sejak 7 Desember lalu.

Energy Information Administration (EIA) meningkatkan proyeksi untuk produksi minyak AS tahun ini menjadi 9 juta barel per hari dari sebelumnya 8,78 barel per hari. Sementara laporan terpisah EIA yang akan dirilis malam ini menunjukkan kenaikan produksi minyak AS pekan lalu. Berdasarkan survei Bloomberg, cadangan minyak AS pekan lalu akan naik 1,5 juta barel.

Di sisi lain, Menteri Perminyakan Jabbar Al-Luaibi menyatakan Irak telah mengurangi output minyak sebesar 160.000 barel per hari dan akan mematuhi kesepakatan pembatasan produksi OPEC.

Revisi produksi minyak AS dari EIA diumumkan setelah OPEC dan 11 negara produsen lain sepakat membatasi output untuk mengurangi melimpahnya pasokan global. Kesepakatan OPEC telah berhasil mendorong harga minyak ke level tertinggi dalam 18 bulan pada Desember lalu. Kenaikan harga minyak ini menarik produsen di luar OPEC untuk meningkatkan produksi. Rig pengeboran AS tercatat bertambah dalam sepuluh minggu berturut-turut, kenaikan terpanjang sejak Agustus 2011.

"Pertumbuhan rig AS yang kita lihat merupakan salah satu perhatian utama dan peningkatan pada cadangan minyak mungkin akan membebani momentum harga," ujar Michael McCarthy, chief market strategist pada CMC Markets di Sydney, seperti dikutip Bloomberg, Rabu (11/1).

"Data produksi bulanan OPEC akan sangat penting bagi pasar karena memberi bukti seberapa jauh kepatuhan pada perjanjian yang telah dibuat," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×