Sumber: Bloomberg | Editor: Yudho Winarto
HONG KONG. Minyak masih bertahan di bawah US$ 37 per barel sebelum rilis data stok minyak dan produksi AS. Serta di tengah langkah pemerintah China berusaha menstabilkan pasar.
Harga kontrak minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari diperdagangkan pada level U$ 36,85 per barel, naik 9 sen, pada pukul 02:00 siang waktu Hong Kong di New York Mercantile Exchange.
Kontrak kehilangan 28 sen untuk ditutup pada level U$ 36,76 pada hari Senin (4/1) setelah naik sebanyak 3,6 % di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah. Total volume yang diperdagangkan yakni sekitar 18 % di bawah rata-rata 100-hari. Harga turun 30 % tahun lalu.
Stok minyak mentah AS mungkin berubah dari pekan lalu, menjaga stok tetap lebih dari 130 juta barel di atas rata-rata lima tahun, survei Bloomberg menunjukkan sebelum rilis data pemerintah Rabu nanti. Di sisi lain, pengontrol dana China membeli saham dan regulator mengisyaratkan berakhirnya larangan jual pada investor besar akan terjadi di luar tanggal kedaluwarsa pekan ini.
Minyak menutup tahun dengan rekor penurunan terbesar dua tahun pada tahun 2015 seiring terus bertambahnya stok minyak mentah AS yang membuat surplus stok dan Organisasi Negara Pengekspor Minyak yang secara efektif meninggalkan batas produksi mereka tidak berubah.
Dengan investor menimbang dampak dari pemutusan hubungan diplomatic Arab Saudi dengan Iran, mereka juga akan mencermati langkah-langkah China untuk mencegah volatilitas pasar keuangan nasional dari pembebanan ekonomi yang sudah-melambat.
Sementara itu, minyak jenis Brent untuk pengiriman Februari menguat 11 sen, atau 0,3 %, ke level $ 37,33 per barel di London berbasis ICE Futures Europe exchange. Kontrak turun 6 sen ke level U$ 37,22 pada hari Senin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News