kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Minyak di atas US$ 50, mata uang emerging perkasa


Kamis, 26 Mei 2016 / 15:01 WIB
Minyak di atas US$ 50, mata uang emerging perkasa


Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

HONG KONG. Mata uang emerging market ramai-ramai perkasa atas dollar AS pada Kamis (26/5). Berdasarkan data yang dihimpun Bloomberg, pada pukul 12.31 waktu Hong Kong, indeks MSCI Emerging Markets Currency naik 0,2%.

Kenaikan terbesar dialami ringgit Malaysia dan rupiah Indonesia. Sekadar informasi saja, siang ini, ringgit berhasil terapresiasi 0,5%. Meski demikian, sepanjang Mei, pelemahannya masih mencapai 4,5% dan merupakan mata uang dengan performa terburuk di Asia.

Sedangkan rand Afrika Selatan, rupiah Indonesia, dan baht Thailand menguat setidaknya 0,2%.

Mata uang emerging sudah perkasa selama dua hari berturut-turut seiring melajunya sektor energi. Kenaikan sektor energi terkerek oleh melonjaknya harga minyak Brent ke atas level US$ 50 per barel.

Berdasarkan catatan Bloomberg, harga kontrak minyak Brent naik 0,8% di London seiring anjloknya cadangan minyak AS.

"Yang terjadi saat ini, pergerakan harga minyak bisa memicu sentimen risiko. Saat harga minyak naik, mata uang emerging market bergerak cukup baik. Selain itu, market sepertinya sudah mulai menerima isu kenaikan suku bunga the Fed dengan cukup baik saat ini ketimbang tahun lalu," papar Jason Daw, head of Asian foreign-exchange strategy Societe Generale SA di Singapura.

Sekadar tambahan informasi, indeks MSCI Emerging Markets Currency sudah naik 0,3% pada pekan ini dan sudah turun 2,6% di sepanjang Mei.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×