kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Minyak Brent ke US$91,91 dan WTI ke US$86,57 Rabu Pagi, Jelang Pertemuan OPEC+


Rabu, 05 Oktober 2022 / 08:20 WIB
Minyak Brent ke US$91,91 dan WTI ke US$86,57 Rabu Pagi, Jelang Pertemuan OPEC+
ILUSTRASI. Harga minyak mentah


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah naik tipis pada hari Rabu (5/10), memperpanjang kenaikan 3% pada sesi sebelumnya. Laju harga minyak menjelang pertemuan OPEC+ untuk membahas pengurangan produksi besar-besaran.

Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent naik 11 sen menjadi US$91,91 per barel pada 0001 GMT, setelah naik US$2,94 pada sesi sebelumnya.

Sedangkan, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 5 sen menjadi US$86,57 per barel setelah naik US$2,89 pada sesi sebelumnya.

Baca Juga: Harga Minyak Mentah Naik Lebih Tinggi Jelang Pertemuan OPEC+

Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya yang dipimpin oleh Rusia, bersama-sama disebut OPEC+, bertemu di Wina pada hari Rabu, membahas pengurangan produksi sebesar 2 juta barel per hari (bph), sumber OPEC mengatakan kepada Reuters.

Itu akan menjadi pengurangan produksi terbesar OPEC+ sejak permintaan dihancurkan oleh Covid-19 pada 2020.

"Pengurangan output pada skala ini akan secara signifikan memperketat pasar," kata analis ANZ Research dalam sebuah catatan.

Amerika Serikat mendorong produsen OPEC+ untuk tidak melanjutkan pemotongan besar-besaran, sumber yangmengetahui masalah tersebut mengatakan kepada Reuters, karena Presiden Joe Biden berupaya mencegah kenaikan harga bensin AS.

Dampak nyata pada pasokan dari target produksi yang lebih rendah akan terbatas karena beberapa negara OPEC+ sudah memompa jauh di bawah kuota yang ada. Pada Agustus, OPEC+ meleset dari target produksinya sebesar 3,58 juta barel per hari.

Namun kesepakatan tentang pemotongan besar "akan mengirimkan pesan kuat bahwa kelompok tersebut bertekad untuk mendukung pasar," kata analis ANZ.

Baca Juga: Menteri ESDM: Pembatasan Pembelian BBM Subsidi Tetap Harus Dilakukan

Sementara pasar terlihat semakin ketat dengan sanksi Uni Eropa terhadap minyak Rusia yang membayangi pada bulan Desember, prospek permintaan tetap tertutup oleh kekhawatiran resesi global.

"Dolar AS, kekhawatiran pertumbuhan global, dan sanksi UE yang akan berlaku pada 5 Desember, semuanya tetap menjadi pendorong penting harga minyak dalam jangka pendek," kata analis komoditas Commonwealth Bank Vivek Dhar dalam sebuah catatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×