kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Minim koreksi, sektor barang konsumsi jadi indeks sektoral jawara sejak awal tahun


Senin, 14 September 2020 / 19:15 WIB
Minim koreksi, sektor barang konsumsi jadi indeks sektoral jawara sejak awal tahun
ILUSTRASI. Pasar modal.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak awal tahun atau secara year-to-date (ytd), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah terkoreksi 18,06%. Meski demikian, ada sejumlah indeks sektoral yang penurunannya tidak sedalam IHSG, salah satunya adalah indeks barang konsumsi (consumer goods).

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), per Senin (14/9) indeks sektor barang konsumsi hanya terkoreksi 5,5% sejak awal tahun. Bandingkan dengan indeks sektor properti yang ambles hingga 34,8% dan indeks aneka industri yang turun hingga 29,55% secara ytd.

Putu Chantika Putri, Analis NH Korindo Sekuritas Indonesia  menilai, minimnya koreksi yang terjadi pada indeks sektor barang konsumsi menunjukkan bahwa saham-saham di sektor consumer goods memang cenderung lebih resilient (kokoh) di tengah kondisi pasar seperti ini. 

“Hal ini juga menjadi salah satu pertimbangan pelaku pasar untuk mengkoleksi saham-saham di sektor consumer,” ujar Chantika saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (14/9).

Baca Juga: Permintaan mi instan meningkat, Indofood (INDF) mengerek kinerja pada semester I-2020

Emiten barang konsumsi dinilai cukup bertahan dari sentimen pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Menurut Chantika, penerapan PSBB di Jakarta ini sedikit lebih fleksibel dibandingkan yang pertama. 

Sehingga, Chantika mengekspektasikan sejumlah emiten di sektor barang konsumer masih dapat membukukan kinerja yang lebih baik lagi dibandingkan pada kuartal kedua  yang merupakan masa tersulit bagi emiten.

Toh, ketika PSBB diberlakukan pada kuartal kedua 2020, sejumlah emiten barang konsumsi tercatat masih membukukan pertumbuhan laba bersih. 

Ambil contoh, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) yang pada semester I-2020 membukukan laba bersih sebesar Rp 3,37 triliun. Realisasi tersebut naik 31,12% dari capaian tahun lalu yang hanya Rp 2,57 triliun.

Induk usaha ICBP, yakni PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) membukukan kenaikan laba bersih sebesar 11,81% secara tahunan, dari Rp 2,54 triliun pada Juni 2019 menjadi Rp 2,84 triliun pada Juni 2020.

Emiten farmasi PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 10,3% secara tahunan dari Rp 1,26 triliun menjadi Rp 1,39 triliun di paruh pertama 2020.

Emiten barang konsumsi bakal semakin prospektif dengan adanya guyuran stimulus dari pemerintah, seperti bantuan langsung tunai (BLT) berupa subsidi gaji. 

Baca Juga: Subsidi gaji bisa jadi katalis positif bagi emiten consumer, ini saham pilihan analis

Chantika berharap, sejumlah stimulus yang diberikan oleh pemerintah dapat tepat sasaran sehingga dapat menopang daya beli masyarakat. Selain itu, harga komoditas yang stabil serta penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS juga menjadi bahan pertimbangan untuk sektor konsumer ke depannya.

Saat ini, saham sektor konsumer yang masih direkomendasikan NH Korindo Sekuritas adalah ICBP dengan target harga Rp 12.150, KLBF dengan target harga  Rp 1.870, dan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk  (SIDO) dengan target harga Rp 1.500.  

Selanjutnya: BEI: Masih ada 11 calon emiten mengantre melantai di bursa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×