kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Minat pada lelang SUN hari ini berkurang, ini sebabnya


Selasa, 08 September 2020 / 19:21 WIB
Minat pada lelang SUN hari ini berkurang, ini sebabnya
ILUSTRASI. Pemerintah berhasil menyerap dana sebanyak Rp 22 triliun dalam lelang SUN.


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lesunya penawaran masuk pada Lelang Surat Utang Negara (SUN) Selasa (8/9) ditengarai karena meningkatnya risk averse atau upaya investor untuk menghindari risiko. Asal tahu saja, hasil penawaran lelang SUN kali ini mencatatkan penurunan penawaran 33,29% menjadi Rp 52,26 triliun dari lelang sebelumnya. 

Sementara itu, pemerintah berhasil menyerap dana sebanyak Rp 22 triliun dalam lelang, atau sedikit di atas target indikatif. Target indikatif pemerintah adalah Rp 20 triliun dan maksimal Rp 40 triliun.

Ekonom Pefindo Fikri C Permana mengatakan, penurunan angka penawaran disebabkan oleh risk averse dari pelaku pasar. Hal tersebut juga disertai dengan pertumbuhan kredit perbankan dan membuat kontribusi perbankan dalam lelang kali ini cenderung turun.

"Selain itu, investor asing juga belum masuk lagi dilihat dari jumlahnya dan masih menunggu perkembangan independensi Bank Indonesia (BI)," jelas Fikri kepada Kontan.co.id, Selasa (8/9).

Baca Juga: Penawaran masuk pada lelang SUN Selasa (8/9) turun 33% dari lelang sebelumnya

Di samping itu, ada kecenderungan tren yield bakal naik dan membuat investor menunggu untuk kenaikan yang lebih tinggi lagi ke depan. Selain itu, perkembangan nilai tukar rupiah juga menjadi perhatian para pelaku pasar.

"Terakhir, rupiah masih terdepresiasi dan di luar negeri indeks manufaktur Amerika Serikat (AS) dan negara maju mencatatkan kinerja positif. Ini membuat asing lebih memilih berinvestasi ke negara-negara yang memiliki PMI lebih baik," ujar Fikri. 

Adapun alasan pelaku pasar lebih banyak masuk pada seri benchmark seperti FR0086 dan FR0087 pada lelang kali ini, karena likuiditasnya yang lebih baik dibandingkan seri yang lain. FR0086 jadi seri yang mendapatkan total penawaran masuk tertinggi yakni Rp 12,68 triliun.

Seri ini akan jatuh tempo pada 15 April 2026, dengan tenor 6 tahun. Dari SUN tersebut, pemerintah berhasil menyerap Rp 7,6 triliun, sekaligus jadi yang terbanyak diserap pemerintah, dengan yield rata-rata yang dimenangkan 5,42%.

Baca Juga: Lelang SUN pekan ini diprediksi tak setinggi sebelumnya, ini penyebabnya

Selanjutnya ada seri FR0087 yang mencatatkan penawaran masuk sebanyak Rp 12,21 triliun, seri tersebut merupakan SUN dengan tenor 11 tahun dan bakal jatuh tempo 15 Februari 2031. Seri ini berhasil diserap pemerintah sebanyak Rp 7,35 triliun, dengan yield rata-rata yang dimenangkan 6,73%. 

Sementara itu, Fikri menilai serapan Rp 22 triliun pemerintah pada lelang SUN kali ini terbilang masih rendah. Mengingat, besarnya kebutuhan dana pemerintah di tahun ini karena dampak Covid-19. 

Sebagai informasi, pemerintah memperkirakan defisit APBN tahun ini sebesar 6,27% dari PDB, atau melebar dibandingkan perkiraan semula yakni 5,07%. Secara nominal, defisit APBN 2020 bakal melebar menjadi Rp 1.028,5 triliun dari proyeksi sebelumnya yang hanya Rp 852,9 triliun. "Kemungkinan pemerintah baru akan banyak menyerap lelang SUN di kuartal IV-2020 karena kebutuhan yang cukup besar," pungkas dia.

Selanjutnya: Pegadaian menawarkan obligasi dan sukuk dengan bunga hingga 6,45%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×