Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Sandy Baskoro
JAKARTA. PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL) telah menggunakan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) Rp 62,5 miliar, per akhir Juni 2012. Penggunaan itu setara dengan 92,59% dari alokasi capex tahun ini, Rp 67,5 miliar.
Target belanja modal Metrodata tahun ini hampir 14 kali lipat lebih tinggi daripada realisasi belanja modal tahun lalu yang hanya Rp 5 miliar.
Direktur Metrodata, Randy Kartadinata, menjelaskan perseroan memakai dana belanja modal itu untuk membeli gedung di APL Tower, Central Park, Jakarta. "Gedung itu digunakan untuk kantor pusat baru kami," ujar Randy kepada KONTAN, Kamis (5/7).
Untuk menjalankan kegiatan usaha sehari-hari, Metrodata selama ini menyewa gedung perkantoran. "Sisa belanja modal tahun ini sekitar Rp 5 miliar akan digunakan untuk belanja perlengkapan kantor, server, dan peralatan kantor lainnya," tutur Randy. Untuk memenuhi kebutuhan belanja modal tahun ini, Metrodata menggunakan kas internal sekitar 30%, sedangkan 70% belanja modal berasal dari pinjaman bank.
Perseroan memproyeksikan penjualan pada tahun ini bisa mencapai Rp 5,1 triliun. Jumlah ini tumbuh 15,91% dibandingkan penjualan di akhir tahun lalu yang mencapai Rp 4,4 triliun. Untuk laba bersih tahun ini, Metrodata memproyeksikan Rp 56,6 miliar, atau meningkat 30,11% dibandingkan laba bersih di akhir tahun lalu yang mencapai Rp 43,5 miliar. "Hingga saat ini belum ada revisi dan kami optimistis masih sanggup untuk mencapai target itu," kata Randy.
Selama kuartal pertama tahun ini, MTDL mencatatkan penjualan senilai Rp 1,13 triliun. Jumlah tersebut tumbuh 40,04% dibandingkan penjualan di periode yang sama tahun lalu senilai Rp 806,93 miliar. Sedangkan laba bersihnya mencapai Rp 14,6 miliar, naik 185,71% daripada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 5,11 miliar.
Sebelumnya Metrodata batal menggelar rights issue sekitar Rp 155 miliar di tahun ini. Tapi kondisi ekonomi global yang memburuk menyebabkan pengelola Metrodata berpikir ulang. Harga Metrodata, Jumat (6/7), turun 1,38% menjadi Rp 143 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News