Reporter: Dina Farisah | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. Penerbitan surat utang jangka menengah alias medium term notes (MTN) tahun ini masih sepi. Baru tiga perusahaan merilis MTN senilai total Rp 500 miliar. Ketiga penerbitan ini menambah total MTN beredar di pasar menjadi Rp 20,61 triliun.
Analis obligasi NC Securities, I Made Adi Saputra mengatakan, investor akan memegang MTN hingga jatuh tempo. Sebab, MTN kurang likuid di pasar sekunder. Di sisi lain, penerbit MTN dan investor bisa tawar-menawar. Penerbit memastikan kemampuan investor menyerap MTN ini, sementara investor bisa meminta kupon yang diinginkan.
Vice President Investment Banking PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas (AAA Sekuritas), Jimmy Randiatmoko mengatakan, pihaknya telah menangani tiga perusahaan yang segera menerbitkan MTN. "Rata-rata penerbitan MTN antara Rp 50 miliar sampai Rp 100 miliar. Namun, ada juga yang mencapai Rp 300 miliar," jelas Jimmy.
Head of Debt Research PT Danareksa Sekuritas Yudistira Slamet menilai, instrumen MTN masih tetap menarik. Sebab, perusahaan umumnya sudah mengetahui siapa pembelinya. Bahkan, tak jarang suatu perusahaan memastikan calon pembeli sebelum menerbitkan MTN. "Biasanya MTN dimanfaatkan oleh perbankan yang memiliki dana menganggur," tuturnya.
Penerbitan MTN | |||
Penerbit | Jumlah | Tenor | Kupon |
BII Finance Center | Rp 200 miliar | 3 tahun | 8,3% |
CIMB Niaga Auto Finance | Rp 200 miliar | 3 tahun | 8,5% |
PTPN II | Rp 100 miliar | 2 tahun | 10,5% |
sumber: KSEI |
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News