kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Meski pasar lesu, saham properti masih layak koleksi


Rabu, 11 Juli 2018 / 21:23 WIB
Meski pasar lesu, saham properti masih layak koleksi
ILUSTRASI. Pasar Properti


Reporter: Dian Sari Pertiwi | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah kondisi pasar properti yang lesu beberapa emiten properti membukukan kenaikan pendapatan pra-penjualan atau marketing sales. Tapi, investor masih harus mengamati faktor yang mempengaruhi bisnis properti seperti potensi penguatan bunga lagi. 

PT Ciputra Development Tbk (CTRA) mencatat marketing sales naik 12% jadi Rp 3,3 trilun di semester I-2018 dibanding setahun sebelumnya.

Begitu juga dengan PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) mengantongi pertumbuhan marketing sales sebesar 235 % year on year menjadi Rp 3 triliun.

Sementara, per kuartal I-2018 PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) juga mencatatkan pertumbuhan marketing sales sebesar Rp 2,52 triliun.

Analis NH Korindo Securities, Michael Tjahjadi menyebut pertumbuhan marketing sales menunjukkan minat konsumen terhadap proyek yang diluncurkan emiten.

Meskipun sebelum sepenuhnya pulih, sektor properti masih punya prospek bagus di tahun ini. Terlebih ada sentimen kebijakan loan to value (LTV) dari Bank Indonesia.

"Emiten yang memiliki proyek yang mengincar target konsumen kelas menengah-bawah seperti CTRA yang akan lebih diuntungkan," ujar Michael, Rabu (11/7).

Di antara saham-saham properti, Michael menjagokan CTRA dan BSDE tahun ini. Dia menilai CTRA mencatatkan kinerja kuartal I-2018 yang baik. Sementara BSDE, punya cadangan lahan yang luas dan masih berfokus pada proyek di sekitar BSD City.

Michael menargetkan harga CTRA di level 1.130 dan BSDE di level 1.850.

Meski begitu, Michael bilang investor perlu mewaspadai kenaikan bunga sentral AS atau Fed Fund Rate. Hingga akhir tahun ini, The Fed berencana menaikkan suku bunga acuan dua kali lagi.

Sebab, jika Bank Indonesia merespons kembali dengan kenaikan suku bunga acuannya, 7-Day Reverse Repo Rate, ini dapat menjadi sentimen negatif bagi sektor properti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×