kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Merger Indosat dan Tri Indonesia molor, tidak berdampak signifikan ke ISAT


Kamis, 29 April 2021 / 20:22 WIB
Merger Indosat dan Tri Indonesia molor, tidak berdampak signifikan ke ISAT
ILUSTRASI. Indosat Ooredoo.


Reporter: Kenia Intan | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten telekomunikasi PT Indosat Tbk (ISAT) dan PT Hutchison 3 Indonesia (Tri) sepakat memperpanjang periode negosiasi terkait penggabungan dua perusahaan atau merger. 

Perpanjangan periode itu dilakukan hingga dua bulan ke depan. Oleh karenanya, jadwal merger akan jatuh pada 30 Juni 2021. Sebelumnya, merger kedua perusahaan itu ditetapkan pada 30 April 2021. 

Menurut catatan Kontan.co.id, pengunduran tersebut dilakukan karena kedua perusahaan masih harus menyelesaikan due deligence serta syarat-syarat dan ketentuan kesepakatan.

“Pemegang saham kami telah menyatakan mereka membutuhkan waktu lebih banyak untuk menyelesaikan negosiasi yang telah berlangsung dengan konstruktif ini,” kata CEO Hutchison 3 Cliff Woo dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Rabu (28/4).

Baca Juga: Awal Mei, Indosat (ISAT) siap lunasi obligasi jatuh tempo Rp 630 miliar

Menanggapi hal ini, Analis Reliance Sekuritas Anissa Septiwijaya mengungkapkan, perpanjangan deadline itu tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham ISAT. 

"Negosiasi terkesan alot, namun memang cukup wajar, karena rencana merger tersebut bisa memberikan dampak cukup besar untuk keduanya sehingga perlu dipersiapkan matang-matang," jelas Anissa kepada Kontan.co.id Kamis (29/4). 

Lebih lanjut diungkapkan, hal-hal terkait regulasi dan perencanaan bisnis ke depan memang perlu dibicarakan dengan matang. Apalagi, aksi ini dilakukan di tengah pandemi Covid-19 yang masih membayangi baik di Indonesia maupun di dunia. 

Senada, Analis Henan Putihrai Sekuritas Muhammad As'ad berpendatan, molornya aksi merger kedua emiten telekomunikasi itu tidak akan berdampak signifikan terhadap harga saham ISAT. 

"Dengan adanya proses yang cukup panjang tersebut menjadi bukti keseriusan bahwa konsolidasi harus dilakukan secara matang," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (29/4). 

Ia mengungkapkan kepada investor tidak perlu khawatir dengan perpanjangan periode negosiasi ini. Sebab, sebelum proses merger ini berlangsung, ISAT menunjukkan kinerja yang cukup baik tahun lalu. ISAT mampu menambah jumlah subscriber di tengah pandemi Covid-19 dan tekanan persaingan harga antar operator. 

Terhadap saham ISAT, As'ad merekomendasikan buy dengan target harga Rp 7.500 per saham. Saran ini mempertimbangkan kinerja tahun lalu yang cukup solid dan perluasan jaringan 4G yang cukup besar masih akan dilanjutkan tahun ini. Ia menambahkan, merger ISAT akan memperkuat posisi keuangan ISAT ke depannya. Di sisi lain, akan mendorong percepatan ekspansi bisnis perusahaan. 

Tidak jauh berbeda, Anissa mengatakan, aksi merger dapat menjadi katalis positif. Sebab, kedua operator seluler ini memiliki jumlah pelanggan yang cukup besar. Di sisi lain, merger memperkokoh kondisi keuangan kedua perusahaan tersebut. Ini menjadi pertanda baik mengingat  ISAT masih membukukan kerugian di sepanjang tahun 2020. 

"Rekomendasi kami untuk saham ISAT underweight dengan target harga Rp 5.225 per saham," imbuhnya. 

Baca Juga: Indosat dan Tri Indonesia sepakat perpanjang negosiasi merger hingga 30 Juni 2021

Sementara itu, Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas berpendapat sebaliknya. Perpanjangan periode negosiasi berpotensi membuat pelaku pasar cenderung wait and see, sehingga pergerakannya akan fluktuatif dan cenderung sideways. 

Ia menyarankan investor untuk wait and see terlebih dahulu. Dikhawatirkan, aksi tersebut tidak menemukan kesepakatan. 

Walau begitu, Sukarno tidak memungkiri, ketika merger kedua emiten itu teralisasi, prospek kinerja ISAT akan lebih baik ke depannya. Sebab, memperkuat struktur permodalan yang akan lebih solid dan nantinya berpotensi tercipta kinerja yang positif. 

"Strategi jangka pendek bisa trading buy jika harga mampu breakup di level Rp 6.670, dengan target harga I di  Rp 7.025 dan target harga II di Rp 7.300. Support I di Rp 6.300 dan support II di Rp 6.175," imbuhnya, Kamis (29/4).

Sekadar informasi, hingga penutupan perdagangan Kamis (27/4) harga ISAT terkerek 0,38% ke Rp 6.550 per saham. Adapun sepekan ini harga saham ISAT telah meningkat 1,16%. Sementara selama sebulan terakhir menguat 4,38%. 

Selanjutnya: Indosat Ooredoo jalankan uji coba lapangan OpenRAN di jaringan 4G berkualitas video

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×