CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.869   -9,00   -0,06%
  • IDX 7.159   -55,52   -0,77%
  • KOMPAS100 1.094   -8,85   -0,80%
  • LQ45 872   -3,29   -0,38%
  • ISSI 216   -2,49   -1,14%
  • IDX30 447   -0,91   -0,20%
  • IDXHIDIV20 540   0,71   0,13%
  • IDX80 125   -0,91   -0,72%
  • IDXV30 135   -0,09   -0,06%
  • IDXQ30 149   -0,09   -0,06%

Menuai Untung dari Licinnya Minyak


Rabu, 07 Mei 2008 / 18:42 WIB
Menuai Untung dari Licinnya Minyak


Reporter: Gloria Haraito | Editor: Test Test

Harga minyak dunia yang tengah menggila boleh saja memicu kekhawatiran banyak pihak. Tapi, buat perusahaan konstruksi minyak dan gas seperti PT Elnusa Tbk, licinnya emas hitam itu justru ibarat mendapat durian runtuh di depan mata. Maklum, kenaikan harga minyak akan membuat perusahaan-perusahaan penambang migas menggenjot produksinya. Wajar pula, kini banyak perusahaan baru yang ingin ikut mencecap peruntungan berbisnis migas.

Kalau sudah begitu, Elnusa yang merupakan anak perusahaan PT Pertamina akan menuai berkah. "Meningkatnya harga minyak dunia akan meningkatkan aktivitas pencarian migas. Padahal pencarian migas tentu membutuhkan jasa hulu migas seperti kami ini," kata Presiden Direktur Elnusa Eteng Ahmad Salam kepada KONTAN, Jumat (7/3) lalu.

Itu sebabnya, emiten bersandi ELSA benar-benar kebanjiran proyek. Hingga saat ini, divisi bisnis hulu migas Elnusa yang menyediakan jasa pengukuran data geofisika atau seismik, pengeboran, dan produksi migas telah mengantongi kontrak kerja dengan nilai lebih dari Rp 1,2 triliun. Proyek itu mencakup kegiatan penunjang hulu migas seperti penyediaan pipa casing.

Eteng merinci beberapa kontrak itu: proyek dari Loon Energy Brunei (US$ 15,2 juta), proyek dari Total Indonesia (US$ 14 juta), Grup Pertamina (US$ 13,8 juta), Japan Exploration (US$ 4,6 juta), dan proyek Bumi Siak Pusako senilai (US$ 3,7 juta).

Elnusa juga mendapatkan proyek seismik (geoscience) darat (US$ 9 juta) dan blok Talisman (US$ 3,6 juta). Ada lagi proyek seismik laut dengan Wavefield Inseis di Marathon Block, Pasang Kayu, Sulawesi (US$ 3,9 juta).

Elnusa juga mengerjakan snubbing well service untuk Chevron di Lapangan Ataka, Kalimantan Timur, senilai US$ 2 juta, well testing di Jawa senilai US$ 1,6 juta, serta wireline logging untuk PT Pilona Tanjung Lontar di Muara Enim Sumatera Selatan (US$ 0,6 juta). Lalu, proyek wireline logging untuk PetroChina Co senilai (US$ 1,9 juta), serta pengadaan rig untuk Pertamina senilai (US$ 1,6 juta). "Seluruhnya akan kami garap dalam waktu dekat," ujar Eteng.

Punya tambang migas

Di luar bisnis hulu migas, Elnusa juga punya bisnis lain. Yaitu hilir migas seperti jasa operasi SPBU, perdagangan BBM, dan ritel pelumas. Lalu ada bisnis penunjang jasa migas dan non migas berupa manajemen data, teknologi informasi, dan telekomunikasi.

Oh, iya, sejak tahun lalu, Elnusa yang berdiri sejak 1969 itu telah memiliki konsesi tambang migas sendiri. Jumlahnya ada dua, untuk eksplorasi dan produksi gas. Letaknya ada di Blok Bangkanai, Kalimantan Tengah yang memiliki cadangan gas sebesar 256 miliar kaki kubik (bscf). Sementara untuk eksplorasi dan produksi minyak ada di Blok Ramba Sumatera Selatan. Ramba memiliki cadangan minyak sebanyak 5,44 juta barel. Hingga akhir 2007 lalu, jumlah produksi minyak di Ramba mencapai 4.500 barel per hari.

Meski memiliki banyak diversifikasi bisnis, Elnusa tetap mengandalkan pemasukan dari bisnis jasa hulu migas. "Karena, jasa hulu migas memiliki pasar yang luas dan potensi pertumbuhan yang tinggi di masa mendatang," katanya. Bermodalkan keyakinan itu, Eteng yakin pendapatannya di tahun 2008 lalu ini bisa mencapai Rp 2,2 triliun. Itu berarti naik sekitar 10% dibandingkan pendapatan tahun 2007 yang mencapai Rp 2 triliun.

Kemudian laba bersih akhir tahun 2008 diprediksi bisa melesat sampai Rp 200 miliar, naik 81,81% ketimbang tahun lalu yang Rp 200 miliar. "Dengan jumlah kontrak yang kami kantongi, target itu bukan hal yang sulit dicapai," terang Eteng. Wah, beban Pak Eteng jadi enteng, dong.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×