kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.254   -54,00   -0,33%
  • IDX 7.057   -8,46   -0,12%
  • KOMPAS100 1.055   -0,65   -0,06%
  • LQ45 828   -2,28   -0,27%
  • ISSI 215   0,07   0,03%
  • IDX30 424   -0,68   -0,16%
  • IDXHIDIV20 513   0,21   0,04%
  • IDX80 120   -0,17   -0,14%
  • IDXV30 125   0,79   0,63%
  • IDXQ30 142   0,12   0,08%

Menoropong Kinerja Reksadana di Tengah Tren Kenaikan Suku Bunga


Senin, 20 Juni 2022 / 12:39 WIB
Menoropong Kinerja Reksadana di Tengah Tren Kenaikan Suku Bunga
ILUSTRASI. Dalam sepekan kemarin, kinerja IHSG turun 2,11% ke 6.949,92 hingga Jumat (17/6).


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam sepekan kemarin, kinerja IHSG turun 2,11% ke 6.949,92 hingga Jumat (17/6). Infovesta Utama dalam laporan mingguannya menyebut, pelemahan ini didorong faktor keputusan kebijakan Federal Reserve yang menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin menjadi 1,75%.

Meskipun kebijakan suku bunga ini diambil untuk menekan inflasi yang dikhawatirkan menimbulkan resesi global, hal tersebut rupanya cukup mengguncang pasar. The Fed tidak menutup kemungkinan bahwa kebijakan kenaikan suku bunga masih akan berlanjut dalam jangka pendek. 

Infovesta Utama menambahkan, bersamaan sentimen tersebut, dari dalam negeri rilis data surplus perdagangan Indonesia periode Mei yang lebih rendah dari ekspektasi dan peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia mengakibatkan rupiah tergelincir cukup dalam selama sepekan terakhir sebesar 1,84% ke level Rp 14.823 per dolar AS. 

Baca Juga: Reksadana Pasar Uang Jadi Satu-Satunya Reksadana yang Positif Sepekan Terakhir

Selain itu, pasar memprediksikan kebijakan BI rate pekan depan akan kenaikan suku bunga yang dapat mempengaruhi pergerakan terhadap pasar 

“Kami melihat kebijakan The Fed atas kenaikan suku bunga merupakan langkah memerangi inflasi yang terlalu tinggi. Kenaikan inflasi di US ini salah satunya karena gangguan rantai pasokan perdagangan akibat invasi perang Ukraina Rusia yang belum kunjung usai serta pent-up demand (permintaan meningkat drastis) setelah Covid-19,” kata Infovesta Utama dalam rilisnya, Senin (20/6).

Di satu sisi, Infovesta Utama menilai, meskipun rilis data pertumbuhan terakhir belum sesuai harapan, namun secara umum pasar melihat data-data ekonomi Indonesia masih cukup solid. Di sisi lain kenaikan harga komoditas turut memberikan sentimen positif terhadap pasar. Naiknya outlook rating Indonesia dari negatif menjadi stabil juga menjadi faktor pendukung lainnya.

Baca Juga: Cermati Sinyal Berikut Ini Agar Tidak Tersangkut di Saham Gocap

Di tengah kondisi global yang fluktuatif, Infovesta Utama melihat kinerja reksadana saham sedang dalam tren bearish sehingga investor sebaiknya waspada terhadap berita ekonomi terutama rilis kebijakan suku bunga BI pekan depan. 

Investor juga dapat mempertimbangkan reksadana indeks saham untuk memperkecil risiko pemilihan saham/sektor yang kurang tepat.  Sedangkan untuk pasar reksadana pendapatan tetap masih dalam tren pelemahan. 

“Namun, kami menyarankan investor tetap harus waspada terhadap isu kebijakan kenaikan suku bunga the Fed dan suku bunga Bl rate yang mempengaruhi pergerakan pasar,” tutup Infovesta Utama. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×