Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. Harga emas akhirnya kembali melemah. Meski sempat menguat tinggi pascakeputusan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 1,25%, harga emas gagal mempertahankan penguatan.
Komoditas logam mulia ini terkoreksi menjelang rilis data pertumbuhan ekonomi negeri Paman Sam yang diperkirakan cukup positif. Mengutip Bloomberg, Jumat (28/7), harga emas kontrak pengiriman Agustus pukul 17.00 WIB terkoreksi 0,08% ke level US$ 1.258,90 per ons troi. Harga emas menurun 0,32% dalam sepekan.
Putu Agus Pransuamitra, analisis PT Monex Investindo Futures mengatakan, koreksi yang terjadi pada sesi Asia disebabkan oleh rilis data penjualan barang tahan lama AS bulan Juni yang melonjak signifikan. Kalau di bulan Mei pencapaiannya masih -0,8% maka pada di bulan Juni bertambah menjadi 6,5%. "Data penjualan barang tahan lama ini yang menyebabkan emas terkoreksi terbatas," ujarnya kepada KONTAN, Jumat (27/7).
Menurut Putu, jika pada malam nanti pertumbuhan ekonomi AS dirilis sesuai ekspektasi, posisi harga emas akan kembali terdesak. Apalagi pertumbuhan ekonomi AS di bulan Juni diperkirakan meningkat dari 1,4% ke level 2,5%. Perbaikan data ekonomi negeri Paman Sam akan menguatkan kurs dollar AS dan cenderung melemahkan emas.
Asal tahu saja pada Kamis (26/7) emas sempat naik ke level tertinggi sejak pertengahan Juni yaitu pada harga US$ 1.265. Harga Emas menguat karena dollar AS yang melemah dibalik pernyataan dovish The Fed. Bank Sentral AS ini menyatakan, pengetatan kebijakan belum akan berjalan dalam waktu dekat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News