kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Meningkatnya permintaan kapal dongkrak bisnis WINS


Jumat, 20 Januari 2012 / 08:46 WIB
ILUSTRASI. Promo JSM Hypermart 5-8 Februari 2021 menawarkan produk-produk segar kebutuhan rumah tangga. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Raka Mahesa W | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Aktivitas pengeboran minyak dan gas (migas) lepas pantai yang semakin bergairah di tahun ini, merupakan peluang bagi PT Wintermar Offshore Marine Tbk (WINS). Kegiatan pengeboran di wilayah perairan membutuhkan kapal yang dimiliki oleh WINS.

Apalagi, ceruk bisnis kapal high value berbendera Indonesia makin besar. Soalnya, setelah asas cabotage berlaku pada Mei 2011, kapal berbendera asing tidak diperbolehkan beroperasi di perairan Indonesia. Itu alasan yang membuat para analis memprediksi kinerja 2012 WINS tahun ini bakal menanjak. Perseroan ini sudah bersiap diri dengan berencana membeli delapan unit kapal jenis high value tahun ini.

Viviet S Putri, Analis BNI Securities, menilai pemberlakuan asas cabotage memang meniupkan sentimen positif bagi WINS. Perusahaan jasa pelayaran ini bisa merebut pasar high value vessel, yang selama ini dikuasai korporasi asing. "Pendapatan sewa dari high tier vessel lebih tinggi 5 hingga 20 kali ketimbang low vessel," kata Viviet.

Untuk menambah jumlah armada kapalnya, WINS menganggarkan belanja modal atau capital expenditure senilai US$ 80 juta. Angka itu naik 33% dari capex tahun lalu yang sebesar US$ 60 juta.

Perseroan telah mendapatkan sumber dana untuk menutup kebutuhan belanja kapal baru. Emiten itu mengantongi pinjaman dari International Finance Corporation (IFC), anak usaha Bank Dunia, senilai US$ 45 juta. Perseroan juga masih memiliki fasilitas pinjaman dari Bank Mandiri sebesar US$ 25 juta. Fasilitas itu, kini baru terpakai separuh.

Agar makin fokus pada bisnis kapal high value, perusahaan akan menjual minimal empat unit kapal low value berjenis tongkang dan kapal penarik atau tugboat. Nilai total penjualan dari keempat kapal tersebut ditaksir sekitar US$ 4 juta-US$ 5 juta.

Produksi minyak

Produksi migas yang terus merosot, mendorong pemerintah membuka konsesi-konsesi pengeboran baru. Itu sebabnya pendapatan dari usaha penyewaan kapal bakal meningkat tahun ini, seiring adanya tambahan penyewa-penyewa baru.

Willinoy Sitorus, Analis OSK Nusadana Securities Indonesia bilang dalam risetnya, target produksi minyak Indonesia tahun 2012 sekitar 950.000 barrel per hari. Angka itu naik tipis dari figur di tahun sebelumnya yang berkisar 930.000 per hari.

Karena prospek bisnis di pelayaran migas yang kian mekar, Viviet menghitung, pendapatan WINS tahun ini bisa meningkat 26,89% menjadi Rp 1,17 triliun, daripada estimasi pendapatan 2011 sebesar Rp 922 miliar.

Sedang laba bersih WINS diproyeksi mencapai Rp 178,6 miliar, naik 28,48% dari laba bersih tahun 2011 yang sebesar Rp 139 miliar.
Viviet, Willinoy dan Pandu Anugrah, Analis Bahana Securities merekomendasikan beli untuk WINS. Target harga Viviet dan Willinoy masing-masing Rp 500 dan Rp 480 per saham. Sedang target harga Pandu Rp 520 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×