kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menimbang reksadana Maestro Berimbang


Kamis, 27 Februari 2014 / 07:30 WIB
Menimbang reksadana Maestro Berimbang
ILUSTRASI. Garuda Indonesia?cetak kinerja positif di semster I-2022


Reporter: Noor Muhammad Falih | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Horizon investasi investor menjadi indikator bagi manajer investasi (MI) dalam meracik reksadana. Tengok saja,  PT AXA Asset Management Indonesia yang menerbitkan reksadana campuran bertajuk Maestro Berimbang untuk mengakomodir investor dengan profil risiko moderat.

"Produk ini untuk investor yang ingin berinvestasi pada instrumen saham, namun dengan tingkat risiko moderat," ujar Presiden Direktur AXA Indonesia, Edhi Santoso Widjojo, Rabu (26/2)

Menjawab tantangan tersebut, kata Edhi, Maestro Berimbang menempatkan aset pada instrumen saham dan pendapatan tetap dengan porsi seimbang. Untuk mendapat tingkat risiko moderat, reksadana yang diluncurkan 16 Desember 1996 ini diracik dengan sistem semi-aktif, yakni meminimalisir pengubahan portofolio (portofolio turn over) guna menekan biaya transaksi.

Saham yang dipilih adalah yang nilainya lebih rendah dibanding harga wajar (saham undervalue). Fundamental emiten juga yang bagus dan memiliki kapitalisasi pasar di atas Rp 1 triliun.

Berdasarkan, fund fact sheet Maestro Berimbang per Januari 2014 memperlihatkan saham-saham yang dipilih, seperti UNVR, ASII, BBRI, BMRI dan BBCA.

Untuk mengimbangi porsi aset dasar, AXA Indonesia juga menempatkan 38,94%  aset Maestro Berimbang pada obligasi dan deposito.

Hingga Januari 2014, total dana kelolaan MaestroBerimbang Rp 124 miliar. Return bulanan produk ini tercatat sebesar 2,34%.

AXA Indonesia mengutip biaya pembelian unit penyertaan sebesar 1%, sedangkan biaya penjualan sebelum setahun dikenai 1%.

Analis PT Infovesta Utama, Vilia Wati menilai, racikan portofolio Maestro Berimbang sudah tepat bagi investor berhorizon investasi menengah hingga panjang. Ini tercermin dari pemilihan emiten saham. "Kita lihat ada sektor barang konsumsi dan perbankan. Sektor barang konsumsi cocok untuk tipikal defensif, sedangkan sektor perbankan cocok untuk mengejar return maksimal," papar Vilia.

Hanya saja, menurut Vilia, saham sektor perbankan diprediksi baru akan menanjak pada semester II tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×