Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) diprediksi masih positif di tahun 2023.
Saat ini, INCO tengah mengalami beberapa isu yang kemungkinan akan mempengaruhi kinerjanya di tahun 2023.
Kontrak INCO akan habis pada Desember 2025. Hingga saat ini, pemerintah masih melakukan proses penghitungan dan evaluasi perpanjangan kontrak INCO.
Di sisi lain, holding industri pertambangan, MIND ID tengah dalam proses membeli 11% saham INCO dan menjadi mayoritas pemegang saham emiten tambang asal Kanada itu.
Saat ini, MIND ID diketahui memiliki 20% saham INCO. Jika proses pembelian saham itu disetujui, maka MIND ID akan memiliki 31% saham INCO.
Keinginan MIND ID ini seiring dengan kewajiban Vale Indonesia melakukan divestasi sahamnya sebanyak 11% sebagai syarat pengalihan status kontrak karya (KK) menjadi izin usaha pertambangan khusus atau IUPK.
Baca Juga: MIND ID Siapkan Pendanaan untuk Divestasi Saham Vale Indonesia
Analis Henan Putihrai Sekuritas Alroy Soeparto mengungkapkan, hingga saat ini hal mengenai kontrak tambang yang habis pada tahun 2025 dan divestasi INCO hingga 51% ke Indonesia tidak mempengaruhi kinerja operasional INCO.
Bahkan, INCO terus melanjutkan progress pembangunan 3 pabrik baru. Namun, izin tambang IUPK yang baru setelah 2025 dan hingga kini belum didapatkan oleh INCO, memang menjadi salah satu kekhawatiran para investor.
“Namun, dengan rekam jejak perusahaan yang baik selama beroperasi di Indonesia, kami berpandangan positif terhadap izin tambang IUPK yang baru akan didapatkan oleh INCO,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (26/5).
Sebagai perusahaan yang menjadi bagian dari MIND ID dan BUMN, Alroy melihat, INCO bakal diuntungkan melalui kerjasama dan sinergi antar MIND ID maupun BUMN.
Alroy mengatakan, INCO telah memutuskan untuk membagikan dividen sebesar 30% dari laba bersih tahun 2022. Hal itu dinilai akan membuat INCO ke depannya bisa kembali membagikan dividen.
“Terlebih telah menjadi bagian dari BUMN yang mana BUMN serta Pemerintah memiliki kepentingan yaitu mendapatkan bagian dari hasil laba yang diperoleh,” ungkapnya.
Alroy merekomendasikan buy saham INCO dengan target harga Rp 8.500 per saham.
Sementara, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Muhammad Nafan Aji Gusta Utama menilai, belum pastinya perpanjangan kontrak INCO belum akan mempengaruhi kinerja emiten di tahun 2023.
“Saat ini masih 2023, sementara kontraknya habis di tahun 2025. Masih ada 2 tahun lagi sampai itu benar-benar mempengaruhi kinerja INCO,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (26/5).
Nafan mengatakan, kinerja INCO yang positif di kuartal I 2023 akan memberikan efek positif kepada kinerja perusahaan dan saham INCO di tahun 2023.
“Kinerja kuartal I 2023 INCO yang bagus akan mengerek kinerja perusahaan dan saham di tahun ini. Hal itu juga akan menciptakan tren peningkatan laba bersih dan pendapatan dengan hasil yang progresif,” katanya.
Terkait sentimen negatif, kinerja INCO di tahun 2023 tentunya akan terpengaruh fluktuasi harga komoditas. Namun, dengan adanya upaya hilirisasi, akan tercipta peningkatan nilai produk (added values) dan memberikan efek positif terhadap average selling price (ASP) INCO.
Di sisi lain, keinginan MIND ID untuk menjadi pemegang saham mayoritas juga masih dalam tahap pembahasan. Sehingga, belum mempengaruhi kinerja perusahaan dan saham INCO di tahun 2023.
Namun, Nafan melihat, jika MIND ID menguasai mayoritas saham INCO, kinerja emiten akan lebih bagus dari sisi good corporate governance (GCG). Sebab, kinerja fundamental INCO akan lebih baik, terutama terkait proses hilirisasi yang dilakukan secara berkesinambungan.
Apalagi, industri electric vehicle (EV) dan baterai yang sedang tumbuh bisa menjadi kesempatan yang besar untuk emiten tambang dengan produk nikel.
“Indonesia sendiri juga memiliki sumber daya alam yang melimpah. Dengan adanya hilirisasi, bisa menciptakan added value tersebut, sehingga kinerja INCO semakin bagus dan emiten akan semakin rajin membagikan dividen,” kata Nafan.
Nafan merekomendasikan accumulate saham INCO dengan target saham Rp 7.250 per saham.
Sebagai informasi, INCO mencatatkan laba bersih senilai US$ 98,1 juta atau melejit hingga 207% secara tahunan atau year on year (yoy) di sepanjang kuartal I 2023.
Mengutip data operasional, Rabu (19/4), INCO telah memproduksi 16.769 metrik ton nikel dalam matte pada kuartal I-2023. Realisasi ini naik 21% dibandingkan dengan produksi pada kuartal I-2022 yang hanya 13.827 ton nikel matte.
Selain itu, produksi nikel Vale Indonesia pada kuartal I-2023 juga naik 4% dibanding produksi pada kuartal IV-2022, yang mencapai 16.769 metrik ton.
Baca Juga: Babak Baru Sengketa INCO dengan Wanaartha Life, Begini Tanggapan Tim Likuidasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News