kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Menilik Faktor Pendorong Positifnya Kinerja Indeks Sharia Growth


Minggu, 05 Maret 2023 / 19:00 WIB
Menilik Faktor Pendorong Positifnya Kinerja Indeks Sharia Growth
ILUSTRASI. Investor mengamati pergerakan saham di main hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (24/2/2023). Menilik Faktor Pendorong Positifnya Kinerja Indeks Sharia Growth.


Reporter: Aris Nurjani | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Indeks Sharia Growth menunjukkan performa yang lebih positif dibandingkan indeks syariah lainnya dan indeks saham non-syariah. 

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), sejak awal tahun sampai dengan Jumat (3/3), hanya Indeks Sharia Growth mencatat kenaikan 2,69%. Sementara, Indonesia Sharia Stock Index (ISSI) turun 3,27%, Jakarta Islamic Index (JII) turun 2,53%, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 0,54%.

Senior Investment Information Mirae Asset Nafan Aji Gusta menilai performa Indeks Sharia Growth ditopang oleh sentimen positif dari kinerja laporan keuangan dan aksi korporasi emiten sehingga diapresiasi positif oleh pelaku investor.

Baca Juga: Pertumbuhan Pasar Modal Syariah Berjalan Pelan, Ini Alasannya

Menurut dia, pelemahan pada Jakarta Islamic Index dipengaruhi faktor eksternal di mana para pelaku investor mengkhawatirkan adanya peningkatan probabilitas resesi global. 

"Manakala hal ini mempengaruhi perlambatan pertumbuhan ekonomi global dan para pelaku investor lebih memilih berinvestasi di safe haven seperti emas," jelasnya. 

Nafan menyarankan para pelaku investor dapat memperhatikan saham-saham yang memiliki kinerja positif dan memiliki prospek yang cerah tercermin dari beberapa emiten yang mengeluarkan laporan keuangan di 2022.

Untuk ke depannya, Nafan melihat perekonomian Indonesia sangat resilien karena memiliki fundamental makro ekonomi domestik yang relatif solid. Sehingga emiten-emiten diproyeksikan akan lebih resilien walaupun akan ada efek perlambatan ekonomi.

"Pertumbuhan ekonomi tahun ini diproyeksikan lebih resilien di mana sektor konsumsi akan menopang didorong dengan momentum Ramadan dan Idul Fitri. Serta adanya kampanye nya untuk pemilu sehingga memberikan benefit dan meningkatkan konsumsi masyarakat." jelasnya.

Baca Juga: Simak Prediksi IHSG Pekan Depan

Sementara, CEO Edvisor.id Praska Putrantyo menilai kenaikan Indeks Sharia Growth didorong oleh 18 saham yang mencatat return positif secara year to date (ytd) hingga 3 Maret 2023 di mana 11 saham di antaranya berkapitalisasi lebih dari Rp 10 triliun.

Selain itu saham yang mencatat return positif menjadi kontributor kinerja IDX Sharia Growth dengan menyumbang kenaikan rata-rata lebih dari 8% sepanjang YTD 3 Maret 2023, terutama dari sektor Kesehatan (SIDO), Keuangan (BRIS), dan Infrastruktur (ISAT).

Sementara untuk kinerja indeks JII, mengalami penurunan di periode yang sama karena terbebani oleh return saham-saham dari sektor Energi, Infrastruktur Telekomunikasi, Barang Baku, dan Barang Konsumen Primer. 

Baca Juga: BEI Bersiap Luncurkan IDX Sharia Growth

"Saham-saham dari sektor Energi, Infrastruktur Telekomunikasi, Barang Baku, dan Barang Konsumen Primer memang kurang memiliki performa baik sepanjang periode tersebut, di antaranya seperti ADRO, TPIA, UNVR, MTEL, dan PGAS," jelasnya kepada Kontan.co.id, Minggu (5/3).

Praska mengatakan kinerja dari saham-saham dalam Indeks Sharia Growth masih berpeluang tumbuh dengan akselerasi yang terbatas mengingat kondisi pasar mulai memasuki fase ketidakpastian seiring menanti sikap The Fed.

Adapun dikarenakan sejumlah sektor menghadapi tantangan yang besar, seperti Keuangan, Barang Baku, Barang Konsumen Non Primer, hingga Properti & Real Estate.

Untuk ke depannya, Praska memprediksi, saham-saham yang tergolong dalam Indeks Sharia Growth masih prospektif.

Baca Juga: BEI Bersiap Luncurkan IDX Sharia Growth

Dimana memiliki potensi kinerja positif untuk 9 bulan ke depan, dan dapat memberikan return berkisar 5%-10% hingga akhir 2023 dengan catatan torehan kinerja sepanjang semester 1-2023 cukup positif.

Sehingga Praska mengatakan saham-saham dalam Indeks Sharia Growth masih layak dikoleksi untuk beberapa emiten degan rasio valuasi murah (Price to Earnings dan/atau Price to Book Value) serta punya pertumbuhan kinerja keuangan (pos Pendapatan dan/atau Laba Operasional).

Praska merekomendasikan saham-saham yang dapat di cermati seperti MPMX, ELSA, DMAS, BMTR, dan TINS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×