Reporter: Yuliana Hema | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) akan bergerak lincah mencari perusahaan potensial untuk didanai sepanjang Tahun Ular Kayu alias 2025.
Direktur Investasi Saratoga Investama Sedaya Devin Wirawan mengatakan, tahun ini menjadi momentum bagi SRTG sebagai perusahaan investasi untuk mempertebal portofolionya.
Di mana, investor asing nampaknya masih menahan diri untuk berinvestasi di pasar saham Indonesia. Devin mencermati asing sedang tertarik terhadap aset dolar Amerika Serikat (AS).
Baca Juga: Saratoga (SRTG) Lepas Kepemilikan Saham di Provident Investasi (PALM)
“Dan saat ini, di mana kami bisa berinvestasi di perusahaan yang baik dengan valuasi yang masuk akal. Ini adalah saat di mana kami aktif mencari kesempatan,” jelasnya saat ditemui, Selasa (21/1).
Devin menyampaikan semua investasi yang dilakukan STRG merupakan investasi jangka panjang, walaupun ada penambahan portofolio tapi hasilnya tidak akan berbuah dalam waktu singkat.
Pasalnya, dalam melakukan investasi di suatu perusahaan, lanjut Devin, SRTG akan bekerja sama dengan manajemen perusahaan terkait untuk menumbuhkan bisnis.
“Kami akan bekerja sama dengan perusahaannya untuk mengembangkan perusahaan tersebut sampai suatu saat kami bisa hantarkan ke Bursa Efek Indonesia, tapi ini butuh waktu,” ucap dia.
Untuk memanfaatkan momentum ini, SRTG menyiapkan dana investasi sebesar US$ 100 juta–US$ 150 juta pada 2025. Devin bilang anggaran itu tidak jauh berbeda dari 2024 yang sekitar US$ 150 juta.
Selain melakukan injeksi modal, sebagai perusahaan investasi tentu perlu ada momen untuk mencicipi hasil investasinya, salah satu caranya dengan melakukan divestasi.
Yang teranyar, SRTG telah melepas kepemilikannya di PT Deltomed Laboratories, sebuah perusahaan yang memproduksi obat herbal dengan merek Antangin di pertengahan 2024.
Baca Juga: Diversifikasi Tepat Jadi Faktor Kunci Melejitnya Laba Emiten Portofolio Investasi
Devin mengatakan setelah divestasi Deltomed, SRTG belum memiliki rencana untuk menjual portofolio lainnya pada 2025 karena masih banyak perusahaan yang masih dikembangkan.
Seperti, Mulia Bosco Logistics, ZAP hingga Brawijaya Hospital yang masih dalam tahap pengembangan. Devin menilai SRTG masih bisa membantu perusahaan-perusahaan itu untuk tumbuh.
“Nanti pada saat yang tepat baru kami akan monetisasi. Tapi untuk saat ini belum,” ujar Devin.
SRTG memiliki portofolio di berbagai sektor mulai dari energi hingga komoditas. Yakni, PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO), PT Adaro Indonesia Tbk (AADI) dan PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR).
SRTG juga masih berinvestasi di PT Merdeka Copper & Gold Tbk (MDKA), PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA), PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) PT Samator Indo Gas Tbk (AGII) dan PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX).
Selain di perusahaan yang sudah melantai di bursa saham, Saratoga juga berinvestasi di MGM Bosco Logistics, Xurya, Zap dan Brawijaya Healthcare.
Selanjutnya: OJK Cabut Izin Usaha PT Berdikari Insurance
Menarik Dibaca: 5 Minuman Penurun Berat Badan yang Sebaiknya Dikonsumsi Pagi Hari, Ada Kopi!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News