kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.911.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.226   -37,00   -0,23%
  • IDX 6.878   -3,19   -0,05%
  • KOMPAS100 1.002   -0,07   -0,01%
  • LQ45 766   -0,64   -0,08%
  • ISSI 227   0,63   0,28%
  • IDX30 394   -0,39   -0,10%
  • IDXHIDIV20 456   -1,33   -0,29%
  • IDX80 112   0,04   0,04%
  • IDXV30 114   0,89   0,79%
  • IDXQ30 128   -0,45   -0,35%

Mengusir kelam si hitam batubara


Selasa, 10 Mei 2016 / 07:08 WIB
Mengusir kelam si hitam batubara


Reporter: Namira Daufina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Tingginya pasokan dan keringnya permintaan global menyebabkan harga batubara bergerak dalam rentang sempit. Mengutip Bloomberg, pada Jumat (6/5) kontrak harga batubara pengiriman Juni 2016 di ICE Futures Exchange menukik sebesar 0,29% menjadi US$ 50,45 per metrik ton. Dalam sepekan harga merosot 0,68%.

Analis Central Capital Futures Wahyu Tri Wibowo menjelaskan, penurunan harga karena tingginya pasokan batubara. Laporan Bloomberg Intelligence menyebutkan, stok batubara China hingga awal Mei 2016 melonjak 4 juta ton, dibandingkan pertengahan kuartal I-2016 yang mencapai 12,5 juta ton.

Tak hanya di China, lonjakan juga terjadi di India. Pada akhir April 2016, stok batubara India naik 16% ketimbang April 2015 jadi 35 juta ton. "Saat ini perkara permintaan dan pasokan masih akan terus menjadi beban negatif bagi harga," ujar Wahyu.

Kenaikan pasokan malah dibayangi penurunan permintaan terutama dari China. Pada Januari-April 2016, permintaan di Negeri Panda ini malah berkurang 2,5% jadi 67,25 juta ton. Meski dibalut sentimen negatif, harga batubara masih berpeluang naik.

Alasannya, pergerakan harga komoditas lain yang masih positif dan sajian data ekonomi AS yang tidak memuaskan menjadi penopang. Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim menyebutkan, di sisi lain, Indonesia bisa memberi dorongan kenaikan pada harga batubara.

Ini berasal dari rencana pemerintah yang ingin segera mengembangkan pembangkit listrik di seluruh Indonesia. Menurut perkiraan Indonesian Coal Association, permintaan batubara Indonesia bisa naik tajam menjadi 74 juta ton pada tahun 2019. Itu berarti akan ada kenaikan permintaan domestik sebesar 92% dari saat ini.

Katalis positif lain adalah spekulasi ekspor batubara Indonesia di 2016 bakal merosot 15% atau menjadi 250 juta ton. Pengurangan ekspor ini bisa memangkas pasokan global sekitar 44 juta ton. "Harga bisa naik ke US$ 52 per metrik ton di tahun ini," kata Ibrahim.

Dari sisi teknikal, kans harga berbalik arah menguat terbatas masih ada. Stochastic dan garis moving average convergence divergence keduanya 60% positif mengarah naik. Walau indiaktor MA dan bollinger band berada 40% di atas bollinger bawah mengarah turun. Serta RSI level wait and see, sehingga bisa menahan laju harga.

Untuk itu Ibrahim menduga, harga batubara Selasa (10/5) berada di kisaran US$ 50,3-US$ 51,3 per metrik ton. Sedangkan Wahyu menebak, dalam sepekan harga batubara di rentang US$ 50-US$ 51 per metrik ton. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×