kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   0,00   0,00%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Mengukur aset small & mid caps


Kamis, 25 April 2013 / 08:15 WIB
Mengukur aset small & mid caps
ILUSTRASI. Ini dia cara-cara yang bisa dilakukan untuk merawat mesin cuci supaya awet.


Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Wahyu T.Rahmawati

JAKARTA. Ketika indeks harga saham gabungan (IHSG) sedang tinggi-tingginya, kadang saham-saham berkapitalisasi besar alias big caps sudah sulit bergerak. Namun, saham-saham berkapitalisasi kecil dan menengah atau small and mid caps bisa bergerak lebih lincah.

Alhasil, return saham-saham small and mid caps ini bisa lebih menggiurkan. Vilia Wati, analis PT Infovesta Utama mengatakan, reksadana berbasis saham small and mid caps cukup prospektif.

Dari sisi return, reksadana small and mid caps memiliki potensi untuk memberikan imbal hasil yang lebih tinggi ketimbang reksadana berbasis saham big caps. "Karena pergerakan saham mid and small caps lebih agresif," kata Vilia, kemarin.

Kendati demikian, menurut Vilia, pergerakan saham mid dan small caps lebih fluktuatif dibandingkan big caps. Dengan demikian, reksadana yang berbasiskan saham-saham mid dan small caps juga berpotensi memiliki volatilitas yang lebih tinggi. "Sehingga investor perlu mencermati pergerakan saham berkapitalisasi kecil dan menegah yang menjadi aset dasar reksadana tersebut," tutur dia.

Lantaran volatilitasnya yang tinggi, reksadana berbasis saham-saham lapis kedua lebih tepat untuk investor agresif dan mampu menerima risiko tinggi. Vilia menambahkan, untuk mencermati faktor risiko volatilitas pada reksadana jenis ini, investor bisa mencermati standar deviasi dari kinerja historis.

Standar deviasi dapat diartikan sebagai rata-rata tingkat penyimpangan dari nilai rata-rata. "Reksadana dengan deviasi yang semakin tinggi menunjukkan bahwa risiko volatilitas suatu reksadana semakin tinggi," papar dia.

Selain itu, investor juga bisa menggunakan metode sharpe ratio. Vilia menuturkan, metode ini untuk mengukur seberapa baik return yang diberikan suatu reksadana dikompensasikan dengan risiko yang ditanggung oleh investor. "Reksadana dengan sharpe ratio yang semakin tinggi menunjukkan semakin baik kinerja reksadana tersebut dibandingkan dengan risiko yang ditanggung," papar Vilia.

Potensi return yang tinggi ini tentu menarik para manajer investasi untuk membungkus saham-saham small and mid caps (lihat tabel).

PT Bahana TCW Investment salah satunya, berniat menerbitkan reksadana saham anyar berisi saham-saham lapis dua tersebut. "Kami akan meluncurkan produk baru untuk saham small dan mid caps pada Mei tahun ini," kata Direktur Utama Bahana TCW Investment Management, Edward Lubis, Rabu (24/4).

Menurut Edward, pihaknya memilih saham-saham yang terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk aset dasar reksadana ini. Beberapa saham yang menjadi pilihan, diantaranya saham industri semen, infrastruktur dan perbankan. "Kami perkirakan hingga akhir tahun ini return yang diberikan reksadana baru ini untuk investor bisa lebih dari 20%," kata Edward.

Edward mengakui, reksadana tersebut telah ditawarkan kepada investor, tapi masih dalam kalangan terbatas. Hingga kini, total dana kelolaan yang telah dihimpun mencapai Rp 10 miliar.

Produk baru ini ditargetkan bisa menggenggam dana kelolaan sekitar Rp 500 miliar hingga Rp 1 triliun dalam satu tahun pertama. "Kami ingin fund-nya tidak terlalu besar untuk reksadana ini karena risikonya juga besar karena bermain di saham mid dan small caps," kata Edward.

Sepanjang tahun ini, Bahana menargetkan dana kelolaan Rp 23 triliun atau naik ketimbang akhir tahun lalu yang sekitar Rp 9,6 triliun. Hingga kini, total dana kelolaan Bahana mencapai Rp 22 triliun.

Bahana juga berniat menambah jumlah investor menjadi sekitar 5.000 investor tahun ini. Angka tersebut naik ketimbang tahun lalu yang masih sekitar 1.000 investor. "Dari total investor tersebut, mayoritas merupakan investor institusi," kata Edward.

Reksadana Big Caps vs Small & Medium Caps
Produk Return ytd 23 April 2013
Reksadana dengan portofolio saham kapitalisasi besar
Sucorinvest Equity Fund 22.84%
Schroder Dana Prestasi Plus 14.83%
First State IndoEquity Peka Fund 14.57%
First State IndoEquity Value Select Fund 14.00%
Reksadana dengan portofolio saham kapitalisasi menengah dan kecil
Batavia Dana Saham Optimal 20.52%
Schroder Dana Istimewa 17.11%
Mandiri Saham Dinamis 16.89%
Mandiri Investa Ekuitas Dinamis 15.87%
BNP Paribas Solaris 14.34%
sumber: Infovesta Utama

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×