Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Berikut adalah sejumlah isu penting yang layak disimak:
- Perlindungan konsumen ala OJK
Sedikit demi sedikit tapi pasti, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai membenahi sistem perlindungan investor. Selain untuk memperbaiki iklim investasi, hal ini mampu memberi kenyamanan bagi investor dalam berinvestasi di pasar modal.
Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Kusumaningtuti S. Soetiono, mengatakan, sebagai fungsi pengawasan, OJK telah merilis Peraturan OJK Nomor 1/2013 tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan. Aturan ini mengatur beberapa prinsip pada sektor jasa keuangan.
"Selama ini perlindungan konsumen sudah dilakukan oleh tiga sektor jasa keuangan, namun sistemnya belum sama," tutur Kusumaningtuti, Kamis lalu (17/4). Semisal, di sektor perbankan ada sendiri, pun di pasar modal. Kelak, OJK akan melakukan standardisasi, dan diperkirakan efektif pada 16 Agustus 2014.
OJK juga membentuk suatu lembaga alternatif penyelesaian sengketa (LAPS). LAPS memberikan mediasi dalam sengketa keuangan. Lembaga ini bersifat independen dan terdiri dari para pelaku pasar keuangan serta asosiasi. Lembaga alternatif ini memasang target mulai efektif bekerja pada 2015 nanti.
"Ada tiga hal yang dapat dilakukan LAPS ke depan, yakni mediasi, penyelesaian sengketa, hingga pengajuan arbitrase ke tingkat pengadilan," jelas Tituk, sapaan Kusumaningtuti.
- Karpet merah bagi investasi asing
Pemerintah berjanji menerbitkan aturan revisi Daftar negatif Investasi (DNI). Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam rapat terbatas di Istana Presiden pada Selasa (22/4), telah menyetujui usulan perubahan DNI dan segera meneken revisi peraturan presiden.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Mahendra Siregar, berharap, revisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 36/2010 ini bisa melancarkan arus penanaman modal di dalam negeri. Tapi, dia masih merahasiakan waktu terbitnya.
Asal tahu saja, aturan DNI merupakan rambu-rambu bagi investasi dan pemodal. Misalnya, usaha apa yang boleh bagi pemodal asing, dan bisnis mana saja yang terlarang bagi asing.
Nah, secara umum, aturan perubahan DNI ini memberikan peluang makin lebar bagi investor asing untuk merambah ke sejumlah sektor usaha di Tanah Air. Sebab, dari semula jumlah bidang usaha yang dibatasi dan dilarang bagi asing berjumlah 276 usaha, kini berkurang menjadi di bawah 220 bidang usaha.
Misalnya, asing akan boleh memiliki saham pembangkit listrik skala kecil berkapasitas 1 megawatt-10 megawatt. Aturan semula, bisnis ini terlarang bagi asing. Kepemilikan asing di bisnis jasa penyelenggara pengujian kendaraan bermotor dan terminal angkutan darat juga akan dibuka untuk asing. Di dua bisnis ini, asing boleh memiliki saham maksimal 49% dari sebelumnya tidak boleh.
Syaratnya, "Penyelenggara pengujian kendaraan bermotor harus ada rekomendasi Kementerian Koordinator Perekonomian," kata Mahendra, Kamis (24/4).
- Posisi rupiah
Rupiah sedikit menguat. Di pasar spot, pasangan USD/IDR turun tipis 0,23% ke 11.603. Namun, pairing USD/IDR berdasarkan kurs tengah BI naik 0,15% ke 11.608.
Head of Research and Analysis Division PT Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra mengatakan, rupiah menguat tipis karena data ekonomi mingguan AS yang lebih buruk dari proyeksi, seperti data PMI Manufaktur dan penjualan rumah baru AS. Akibatnya dollar AS tertekan.
Selain itu, menurut Ariston, penguatan rupiah karena faktor teknikal telah melemah selama tiga hari belakangan.
- Posisi IHSG
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menurun. Kamis (24/4), IHSG turun tipis 0,04% ke 4.891,08. Meski turun, asing masih mencatat net buy Rp 28,8 miliar. Bursa Asia yang nampak dari indeks MSCI Asia Pacific pun turun 0,3% ke 138,51.
Setiawan Efendi, analis Phintraco Securities bilang, IHSG melemah hanya karena aksi profit taking. "Dari dalam negeri belum ada sentimen baru," kata dia. Sedangkan, data global dari Eropa dan Amerika rata-rata positif.
Managing Partner Investa Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe mengatakan, IHSG memang masih sepi sentimen hingga pekan depan. "Minggu depan, akan ada data inflasi dan neraca perdagangan dalam negeri," kata dia.
- Posisi bursa AS
Mayoritas saham yang ditransaksikan di bursa AS ditutup positif tadi malam (24/4). Mengutip data Bloomberg, pada pukul 16.00 waktu New York, indeks S&P 500 naik 0,2% menjadi 1.878,61. Sementara, indeks Dow Jones Industrial Average tak banyak mencatatkan perubahan di level 16.501,65.
Kenaikan juga terlihat pada indeks Nasdaq sebesar 1%. Volume transaksi tadi malam melibatkan 6,2 miliar saham. Angka tersebut 10% lebih rendah dari volume transaksi rata-rata tiga bulanan.
Pergerakan sejumlah saham turut mempengaruhi bursa AS. Beberapa di antaranya yakni: Apple Inc naik 8,2%, Verizon Communications Inc turun 2,4%, dan Zimmer Holdings Inc melompat 12%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News