kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mengenal Dua Indeks Bertema ESG yang Diluncurkan Hari Ini


Senin, 20 Desember 2021 / 20:55 WIB
Mengenal Dua Indeks Bertema ESG yang Diluncurkan Hari Ini
ILUSTRASI. Dua indeks baru bertema environment, social, and governance (ESG) resmi diluncurkan hari ini Senin (20/12).


Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dua indeks baru bertema environment, social, and governance (ESG) resmi diluncurkan hari ini Senin (20/12). Indeks hasil kerja sama Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Yayasan Keanekaragaman Hayati (KEHATI) itu bernama ESG Sector Leaders IDX KEHATI (ESGSKEHATI) dan ESG Quality 45 IDX KEHATI (ESGQKEHATI). 

Asal tahu saja, Indeks ESGSKEHATI berisikan  saham-saham dengan hasil penilaian kinerja ESG di atas rata-rata sektornya, serta  memiliki likuiditas baik dengan klasifikasi industri yang mengacu kepada IDX Industrial Classification (IDX-IC). Sementara, indeks ESGQKEHATI mengukur 45 saham terbaik dari  hasil penilaian kinerja ESG dan kinerja keuangan perusahaan, serta memiliki likuiditas yang baik.

Hadirnya dua indeks ini diharapkan dapat menjadi jawaban atas kebutuhan investor global dan domestik akan investasi saham di pasar modal Indonesia yang mengintegrasikan aspek ESG. Direktur Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi mengungkapkan, investasi berbasis ESG memang menjadi perhatian di pasar keuangan saat ini. 

"Investor maupun manajer investasi mulai menerapkan aspek investasi bertanggung jawab dalam menyusun portofolionya," kata Inarno dalam peluncuran indeks baru BEI dan Yayasan KEHATI yang digelar secara virtual, Senin (20/12).

Baca Juga: Terapkan Bisnis Berbasis ESG, Ini yang Dilakukan Ciputra Development (CTRA)

Dia mencontohkan, di Eropa, seluruh manajer investasi wajib mengembangkan kebijakan tentang integrasi risiko terkait keberlanjutan dalam proses pengambilan keputusan investasi. Selain itu, perkembangan dan kelolaan investasi dalam United Nations of Principle of Responsible Investment (UNPRI) per Juli 2021 tercatat US$ 121,3 triliun.

Dengan kata lain, meningkat rata-rata 15% setiap tahunnya. Dibanding nilai dana kelolaan tahun 2016 yang tercatat US$ 62 triliun, capaian tersebut menunjukkan kenaikan 96%. 

Sementara di Indonesia, total dana kelolaan reksa dana yang mengacu kepada indeks saham bertema ESG adalah sebesar Rp3,4 triliun pada Oktober 2021 atau naik 80 kali lipat dari total dana kelolaan di tahun 2016 sebesar Rp 42,2 miliar.

Baca Juga: Tok! Pemegang Saham AKR Corporindo (AKRA) Setujui Stock Split 1:5

Adapun nantinya, dua indeks itu dapat menjadi acuan bagi penciptaan produk investasi berbasis indeks ESG, seperti reksa dana indeks maupun exchange traded fund (ETF). Sehingga, dapat memberi kemudahan bagi investor yang ingin berinvestasi pada saham perusahaan dengan praktik-praktik ESG baik. Hadirnya dua indeks itu juga dapat menjadi mendorong perusahaan tercatat untuk terus meningkatkan praktik keuangan berkelanjutan dengan memperhatikan aspek-aspek ESG dalam proses bisnisnya. 

Di sisi lain, peluncuran indeks baru itu sebagai bentuk dukungan terhadap komitmen Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam mendorong penerapan keuangan berkelanjutan di pasar modal yang tertuang dalam Roadmap Keuangan Berkelanjutan Tahap II tahun 2021-2025. 

"BEI berkomitmen untuk terus membuat pencapaian berkelanjutan yaitu dengan mempromosikan investasi berbasis ESG, mendorong penciptaan produk investasi berbasis ESG, dan menyediakan indeks-indeks berbasis ESG," kata Inarno. 

Baca Juga: AESI Soroti Kondisi Rantai Pasok Industri Sel Surya

Berbeda dengan indeks pendahulunya

Asal tahu saja, kehadiran ESGSKEHATI dan ESGQKEHATI menjadi pelengkap dua indeks berteman ESG yang sudah ada di bursa sebelumnya. Dua indeks itu adalah indeks SRI-KEHATI dan IDX ESG Leaders.

Adapun indeks SRI-KEHATI yang diluncurkan tahun 2009 juga hasil kerja sama BEI dengan Yayasan KEHATI. Indeks ini berisikan 25 saham dengan nilai ESG terbaik berdasarkan penilaian KEHATI.

Direktur Eksekutif Yayasan KEHATI Riki Frindos mengungkapkan, ESGSKEHATI dan ESGQKEHATI dirilis untuk menawarkan pendekatan baru dalam menilai saham-saham dengan praktik ESG yang baik. 

Berbeda dengan pendahulunya, indeks ESGSKEHATI menawarkan perspektif yang berbeda melalui diversifikasi sektoral dalam investasi berbasis ESG. Sedangkan ESGQKEHATI menawarkan kombinasi faktor ESG dan faktor kualitas keuangan dalam pemilihan konstituen-konstituennya. 

Baca Juga: Begini Strategi PTPP Terapkan Prinsip ESG di Sektor Konstruksi

Pemilihan konstituen Indeks ESGSKEHATI, ESGQKEHATI, dan SRI-KEHATI diawali dengan menentukan saham-saham yang eligible untuk masuk ke dalam indeks dengan mempertimbangkan kinerja keuangan dan likuiditas saham, serta tidak mengikutsertakan saham-saham perusahaan yang bisnis intinya bergerak di bidang tembakau, persenjataan, berkaitan dengan pornografi, alkohol, pertambangan batu bara, nuklir, unsur perjudian, pestisida, dan yang berkaitan dengan Produk Rekayasa Genetika. 

Selanjutnya, dilakukan penilaian ESG atas saham-saham yang lolos seleksi sebelumnya dengan mempertimbangkan kriteria-kriteria ESG berdasarkan sektor atau materialitas eksposur perusahaan. Kriteria environment terdiri atas produk dan inovasi berkelanjutan, sumber daya alam, penggunaan energi, emisi gas rumah kaca, serta manajemen limbah. 

Kriteria social mencakup aspek pelatihan & pengembangan, kebijakan SDM, kesehatan & keselamatan kerja, perlindungan hak konsumen & keamanan produk, dan dampak sosial lingkungan. 

Sementara itu, kriteria governance mencakup perlindungan hak pemegang saham, kompetensi dan peran dewan komisaris & direksi, keterbukaan informasi, etika bisnis, dan praktik manajemen keberlanjutan.

Baca Juga: Serius Implementasikan Industri Berbasis ESG, Begini Strategi APSyFI

Pada tahapan ini juga dilihat keterlibatan perusahaan pada isu-isu kontroversial terkait aspek ESG. Dari penilaian ESG tersebut saham-saham dengan nilai di atas batas yang ditetapkan KEHATI dan tidak memiliki isu-isu kontroversial yang signifikan akan menjadi universe untuk pemilihan indeks ESGSKEHATI, ESGQKEHATI, dan SRI-KEHATI.

Adapun pemilihan konstituen ESGSKEHATI dilakukan menggunakan metode best in class, yaitu dengan mengambil saham-saham universe yang memiliki nilai ESG lebih tinggi dibandingkan rata-rata nilai ESG di sektornya. Pembagian sektor yang digunakan mengacu pada IDX-IC. Apabila tidak terdapat saham pada satu atau lebih sektor di dalam saham-saham universe, maka dimungkinkan tidak terdapat saham perwakilan dari sektor tersebut di indeks ESGSKEHATI. Oleh karenanya, tidak ada batasan jumlah saham yang ditetapkan untuk indeks ini.

Sementara itu, 45 saham konstituen ESGQKEHATI dipilih dari saham-saham universe dengan melihat nilai ESG dan nilai kualitas keuangan perusahaan. Indikator kualitas keuangan perusahaan yang digunakan adalah indikator profitabilitas dilihat dari return on equity (ROE), indikator solvabilitas yang tercermin dari debt to equity ratio (DER), dan stabilitas yang diukur dari earnings variability (EV). Selanjutnya, nilai kinerja keuangan digabungkan dengan nilai ESG untuk membentuk nilai komposit kualitas dan ESG. Sebanyak 45 saham dengan nilai komposit terbaik, terpilih menjadi konstituen indeks ESGQKEHATI

Adapun, penghitungan ESGSKEHATI dan ESGQKEHATI menggunakan metode Capped Free Float Adjusted Market Capitalization Weighted dengan menerapkan pembatasan bobot saham paling tinggi sebesar 15% yang disesuaikan pada saat evaluasi. Indeks ini telah dihitung sejak hari dasarnya pada 1 Juni 2016 dengan nilai awal 100.

Baca Juga: Kembangkan Bisnis Berkelanjutan, Adi Sarana Armada Konsisten Terapkan Aspek ESG

Mencermati konstituen kedua indeks itu, Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya mengungkapkan, sejauh ini saham-saham tersebut memang berkinerja baik di atas rata-rata sektornya dan prospektif.  Di antara saham-saham yang menjadi konstituen, saham SIDO, ANTM, dan BBCA dipandang cukup atraktif. 

SIDO membukukan kenaikan laba yang konsisten dalam lima tahun terakhir, bahkan di masa pandemi. Di sisi lain, SIDO rutin melakukan berbagai kegiatan CSR yang luas. Sementara itu, ANTM terdorong sentimen positif berupa kendaraan listrik yang ramah lingkungan dan tanggap melakukan CSR terhadap korban bencana alam. Adapun untuk BBCA, labanya juga meningkat dalam beberapa tahun terakhir, rutin membagikan dividen, serta rutin melakukan program pemberdayaan masyarakat.

Walau begitu, ia cenderung menjagokan saham SIDO dan ANTM dengan target harga jangka menengah panjang masing-masing Rp 970 per saham dan Rp 2.630 per saham. 

Lebih lanjut diungkapkan, investor memang dapat melirik dua indeks baru ini untuk mendapatkan beberapa manfaat sekaligus, seperti manfaat keuntungan investasi dan juga mendukung pelestarian lingkungan. "Kinerja indeks baru ini prospektif ke depan karena saham-sahamnya berkinerja di atas rata-rata sektornya dan bisnisnya terus bertumbuh," ujar dia. 

Baca Juga: Simak Konstituen indeks ESG Sector Leaders IDX KEHATI dan ESG Quality 45 IDX KEHATI

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×