Reporter: Sofyan Nur Hidayat | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Perhelatan pemilihan umum (pemilu) akan mulai berlangsung di tahun depan. Hajatan lima tahun sekali ini bakal membawa berkah bagi sejumlah emiten. Sebab, belanja partai politik selama masa kampanye berpotensi mendongkrak pendapatan emiten. Pelaku pasar modal juga akan menyambut hasil Pemilu tahun depan.
Belanja partai politik yang membengkak pada tahun depan akan dinikmati emiten sektor barang konsumsi, media, tekstil, ritel, dan transportasi. Analis Samuel Sekuritas Muhammad Alfatih mengatakan, emiten yang bergerak di bidang massa akan paling diuntungkan. "Terutama televisi karena dinilai lebih efektif, tapi media cetak dan radio juga ikut menikmati iklan partai politik," imbuh dia.
Analis Citi Research Ferry Wong, dalam risetnya bulan lalu, mengatakan, selain sektor media, emiten yang meraih untung dari sektor telekomunikasi dan ritel. Ferry menilai, untuk sektor media, iklan partai politik akan meningkat selama semester I tahun depan. Permintaan slot iklan pada jam potensial (prime time) akan meningkat, baik dari iklan fast moving consumer good (FMCG) maupun partai politik. Itu bisa mendorong kenaikan tarif iklan televisi.
Alfatih bilang, pemasangan iklan akan mempertimbangkan penguasaan pangsa pasar. Dia menyebut, MNCN dan PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) mempunyai pangsa pasar yang cukup besar. Grup MNC, misalnya, membawahi beberapa media televisi cukup banyak, yakni RCTI, Global TV, dan MNC TV. Sedangkan, SCMA memiliki SCTV dan Indosiar.
Analis Trimegah Securities Rovandi memproyeksikan, pendapatan MNCN di 2014 akan meningkat 5% karena tertolong iklan partai politik. Citi Research juga yakin, pendapatan iklan pemain utama di bisnis televisi, seperti MNCN dan SCMA, bisa tumbuh 15%-19% di tahun depan.
Emiten konsumsi
Selama masa kampanye, partai politik biasanya juga aktif menggelar kegiatan sosial dengan membagikan kebutuhan bahan pokok (sembako). Alfatih bilang, ini tentu akan mendongkrak permintaan barang konsumsi. Sementara, emiten yang meraih peningkatan penjualan di antaranya PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Akasha Wira International Tbk (ADES), PT Nippon Indosari Tbk (ROTI), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), dan PT Mayora Indah Tbk (MYOR).
Analis Ciptadana Securities Christine Natasya menilai, ICBP paling diuntungkan karena produk mi instan menjadi menguasai pangsa pasar. "Akan terjadi peningkatan permintaan mi instan," kata dia. Selama ini, bisnis mi instan berkontribusi cukup bagi pendpaatan ICBP, yaitu 67% dari total pendapatan. Pendapatan terbesar kedua dari divisi dairy, 18%. Selebihnya dari divisi food seasoning, makanan ringan dan nutrisi.
Sektor lain adalah emiten yang bergerak di bidang transportasi. Sebab, menurut Alfatih, permintaan kendaraan sewa akan meningkat. "Kebutuhan mobilisasi massa akan banyak menggunakan transportasi murah. Tapi, angkutan para elite partai akan menggunakan mobil sewa," kata dia.
Jika pelaksanaan pemilu berjalan aman seperti pemilu sebelumnya, para analis yakin, pasar modal di Indonesia secara meningkat. Pasar juga akan menyambut positif hasil pemilu, siapa pun pemimpin yang terpilih. Namun, Ferry berharap, presiden terpilih nanti mempunyai visi yang bagus untuk memperbaiki defisit neraca dagang dan pelemahan rupiah.
Menurut Alfatih, semua calon yang sudah muncul ke publik berkarakter decision maker. "Meskipun pada masa kampanye, sebisa mungkin menunjukan prorakyat, tapi pada pelaksanaannya akan propasar," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News