kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mencari Saham Salah Harga ala Rivan Kurniawan


Sabtu, 21 Oktober 2023 / 09:54 WIB
Mencari Saham Salah Harga ala Rivan Kurniawan
ILUSTRASI. Direktur PT Indovesta Utama Mandiri, Rivan Kurniawan.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Investor pasar modal pasti sudah tidak asing dengan sosok Rivan Kurniawan. Pria yang dikenal sebagai Indonesia Value Investor tersebut saat ini menjabat sebagai direktur di PT Indovesta Utama Mandiri. Rivan juga aktif menjadi praktisi investasi dan memberikan edukasi pasar modal di platform media sosial.

Perkenalan Rivan dengan dunia investasi terjadi saat masih menjadi mahasiswa Jurusan Manajemen Marketing di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) tahun 2008. Teman-teman kuliahnya yang kebanyakan adalah mahasiswa jurusan keuangan mengenalkan Rivan dengan instrumen saham. Perkenalannya dengan saham juga bertepatan dengan momentum krisis subprime-mortgage yang terjadi tahun 2008.

Rivan ingat betul, saham-saham yang ia beli pertama kali adalah saham PT Astra International Tbk (ASII) dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR). Kala itu memang cukup sulit untuk mendapatkan informasi terkait saham. Untungnya, ada Galeri Investasi di lingkungan kampus yang menyediakan informasi dan platform berita.

Kini, mayoritas portofolio Rivan berbentuk saham, dengan porsi antara 70% sampai 75%. Selebihnya di properti, emas, obligasi, hingga kripto

Saham koleksi Rivan adalah saham Indonesia dan saham luar negeri.

Bukan tanpa alasan Rivan menaruh mayoritas portofolionya di saham. “Karena saya lebih familiar ke saham. Sempat jatuh bangun di saham dan saham adalah instrumen yang saya pahami betul,” terang pria asal Jakarta ini.

Mencari saham salah harga

Rivan membagi portofolionya menjadi dua. Pertama, core stock yakni berisikan saham-saham keping biru alias blue chips, seperti saham-saham perbankan besar.

Kedua, saham value investing, yang menjadi portofolio utama Rivan. Saham-saham ini memang bukan termasuk saham blue chips, namun saham lapis kedua alias second liner.

Meski saham lapis kedua, Rivan memastikan saham-saham ini memiliki fundamental yang bagus dan valuasi terdiskon. Saham-saham ini disebut dengan saham salah harga.

Ketika akan membeli saham, Rivan akan menghitung nilai intrinsik dari saham tersebut. Selisih antara nilai intrinsik dengan harga saham saat ini disebut margin of safety. Nah, Rivan akan membeli saham tersebut apabila sudah mendapatkan margin of safety 50%.

Rivan mengaku menyukai saham-saham berbasis komoditas. Jika membeli saham komoditas dengan timing yang tepat, ditambah dengan kemampuan membaca arah pergerakan ekonomi, investor bisa mendapat capital gain yang besar.

Selain itu, Rivan juga membidik saham turnaround company, yakni emiten yang sedang mengalami penurunan kinerja keuangan, namun penurunan kinerja ini hanya bersifat sementara. “Kita harus meyakini setelah melalui masa buruk, maka perusahaan bisa kembali bertumbuh dan kita bisa membeli sahamnya di harga yang murah,” kata dia.

Selain saham, 25% dari portofolio Rivan disebar dalam bentuk properti, emas, obligasi, hingga kripto. Untuk emas misalnya, Rivan lebih condong mengoleksi emas fisik. Faktor keamanan menjadi pertimbangan Rivan lebih menyukai emas fisik ketimbang digital.

Rivan menerapkan strategi beli emas secara berkala dengan memperhatikan momentum. Ketika suku bunga mulai naik, Rivan melakukan cicil beli. Namun, ketika harga emas sudah mulai tinggi, Rivan mulai mengerem beli emas. Pun Ketika ekonomi diekspektasikan membaik, sebaiknya investor mengurangi pembelian emas.

Sementara untuk obligasi, Rivan memilih instrumen obligasi fixed rate (FR) karena sifatnya yang likuid “Karena saya suka melakukan switching aset, misal jika ada opportunity di saham, saya bisa lebih mudah untuk switching,” kata Rivan.

Malang melintang di dunia investasi, pahit dan manis berinvestasi sudah Rivan alami. Salah satu pengalaman pahit yakni menanggung kerugian dengan nilai fantastis yang disebabkan koreksi saham batubara yang ia beli dalam kurun waktu 2009-2010. Salah satu penyebabnya adalah merosotnya harga komoditas. Memang, Rivan belum terlalu mengenal aspek fundamental dan belum memiliki money management yang baik saat itu.

Namun, kerugian ini menjadi titik balik bagi Rivan. Dia mulai menyadari pentingnya mempelajari aspek fundamental saham tanpa mengandalkan aspek teknikal saja. Dari sini, portofolio Rivan terus berkembang dan menghasilkan cuan hingga ribuan persen.

Gejolak ekonomi yang menjadi momok banyak orang justru bisa menjadi momentum investor untuk mendapatkan saham salah harga. Misal, menjelang pandemi Covid-19, Rivan sudah mengantisipasi adanya perlambatan ekonomi, yang ditandai dengan adanya penurunan harga batubara hingga pelemahan ekonomi terbesar di dunia, yakni Amerika Serikat dan China.

Rivan memanfaatkan momentum ini untuk membeli beberapa saham seperti PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Astra Otoparts Tbk (AUTO), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Samator Indo Gas Tbk (AGII), dan PT Mega Manunggal Property Tbk (MMLP).

“Semuanya memberikan profit di atas 100% karena saya membelinya di harga rendah,” kenang pria yang memiliki hobi travelling ini.

Ada tiga aspek penting bagi investor agar bisa memanfaatkan peluang di pasar modal. Pertama, periode satu tahun sampai dua tahun awal berinvestasi merupakan waktu untuk mencari jati diri, apakah cocok untuk trading atau cocok melakukan value investing.

Kedua, selalu melakukan riset sebelum membeli saham. Naik dan turun dalam pasar saham adalah hal yang lumrah. Ketika seseorang tidak banyak melakukan riset, maka dia akan terombang ambing dan keyakinan dalam berinvestasi pun goyah.

“Ketika kita sudah membeli saham dengan valuasi diskon dan fundamental yang bagus, kenaikan saham menjadi keuntungan, dan ketika saham itu turun justru menjadi kesempatan,” kata pria kelahiran 1988 ini.

Terakhir, memperbanyak investasi di atas kertas seperti membaca buku, mengikuti perkembangan berita terkini, hingga ikut pelatihan.

Mencari inspirasi dengan travelling

Sejak lulus dari bangku kuliah tahun 2008, Rivan sempat bekerja di beberapa Perusahaan ternama, seperti kantor konsultan McKinsey (2008-2009), PT Astra International Tbk (2009-2011), PT XL Axiata Tbk (2011-2016), hingga PT Dell Indonesia (2015-2016).

Pada 2016, Rivan merintis Indovesta Utama Mandiri, namun menggunakan brand Rivan Kurniawan. Perusahaan ini memberikan jasa konsultasi secara profesional kepada para investor melalui berbagai workshop dan webinar.

Saat ini Rivan aktif memberikan ilmu dan edukasi terkait pasar modal melalui platform sosial media. Rivan ingin menyediakan pengetahuan bagi siapa saja yang mau masuk ke pasar modal. Ditambah, saat ini jumlah investor saham juga semakin bertambah.

Bapak satu orang anak ini mengaku hobi melakukan traveling, khususnya ke luar negeri. Selain untuk refreshing, Rivan mengaku inspirasi bisa datang saat dia melakukan traveling. Total saat ini sudah ada 12 negara yang disambangi Rivan.

Namun, dia mengaku masih belum berpuas diri terhadap pencapaian ini. Masih ada sejumlah negara yang masuk ke dalam bucket list Rivan, salah satunya Amerika Serikat. Negara-negara dengan pemandangan aurora borealis juga menjadi salah satu tujuan Rivan selanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×