Reporter: Cindy Silviana Sukma | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Rupiah kembali melemah. Di pasar spot, pasangan USD/IDR menguat tipis 0,13% menjadi 9.888 dibandingkan dengan sehari sebelumnya. Sementara, kurs tengah dollar Amerika Serikat (AS) di Bank Indonesia naik 0,12% menjadi 9.885.
Reny Eka Putri, analis Bank Mandiri, mengatakan, pergerakan rupiah relatif terbatas karena kondisi pasar yang masih wait and see dengan kepastian kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Sementara, dari global, para investor menunggu hasil dari Federal Open Market Committee (FOMC) pada 18 Juni–19 Juni. "Jika keputusan pertemuan ini akan memangkas kebijakan stimulus moneter Amerika, akan semakin menekan rupiah," ujar dia.
Albertus Christian, analis Monex Investindo Futures, menambahkan, ketidakpastian mengenai pemangkasan subsidi BBM membuat para investor melakukan profit taking. Ini tampak dari kenaikan yield obligasi Indonesia tenor 10 tahun yang naik ke 6,71% dari 5,63%. Kenaikan yield obligasi ini menunjukkan investor menarik hot money dari pasar obligasi.
Albertus memperkirakan, rupiah masih akan terus tertekan sampai ke level 10.040. Sementara batas bawah di level 9.800. Reny memperkirakan, rupiah masih akan cenderung bergerak mendatar cenderung melemah di kisaran 9.790–9.960.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News