Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara masih bergerak dalam tren positif. Walau sempat melemah pertengahan November lalu, tapi reformasi tambang di China serta tingginya permintaan membuat harga batubara bertahan di level tinggi.
Pada Jumat (1/12) lalu, batubara kontrak pengiriman Februari 2018 di ICE Futures dihargai US$ 94,3 per metrik ton. Sejak awal tahun, harganya telah melonjak 22,23%.
Ini pun jadi berkah bagi emiten-emiten di sektor batubara, seperti PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan juga PT Indotambang Raya Megah (ITMG). Meski volume produksi melemah, tapi average sell price (ASP) alias harga rata-rata melonjak.
Kinerja keuangan emiten batuarab September lalu pun positif. ADRO misalnya, meski volume penjualan turun 1,5%, tetapi ASP naik 42,2% menjadi US$ 57,9 per ton.
Volume penjualan ITMG juga terkoreksi 18,4%. Namun hal tersebut dapat ditutupi oleh harga jual yang melesat 48% jadi US$ 70,3 per ton.
Kurniawan Sudjatmiko, Analis Ciptadana Sekuritas, mengatakan, sentimen negatif yang bisa mempengaruhi kinerja emiten batubara adalah potensi pelemahan harga batubara di tingkat global. "Sentimen positif ini mungkin bertahan sampai kuartal I-2018,” ujar dia.
Namun selepas kuartal I-2018, harga bisa tertekan akibat perlambatan ekonomi China. Ini bisa membuat permintaan batubara turun.
Waspadai tekanan
Andy Wibowo Gunawan, Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia menambahkan, rencana Perusahaan Listrik Negara (PLN) meninjau ulang perjanjian jual beli tenaga listrik (PPA) dan menyesuaikan tarif produsen listrik independen (IPP) yang belum memulai tahap konstruksi pabrik dan berlokasi di Jawa bisa menekan harga saham emiten batubara.
Untungnya, ADRO sudah memulai tahap konstruksi pada PLTU Batang. Kemudian PTBA fokus pada proyek di Sumatra. Sedang ITMG masih belum masuk ke bisnis IPP.
Analis Trimegah Sekuritas Sandro Sirait bilang, pengaturan harga batubara dalam negeri atau domestic market obligation (DMO) juga bakal membebani emiten batubara. Tapi ia masih menjagokan saham PTBA dan ADRO dengan memberi rekomendasi buy. “Target harga PTBA Rp 12.500 per saham dan ADRO pada harga Rp 2.300 per saham,” hitung dia.
Andy juga memberi rekomendasi buy bagi saham PTBA dan ADRO serta trading buy untuk ITMG. Sedangkan Kurniawan cenderung menyukai semua saham emiten batubara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News