kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Memperdalam pasar, simak strategi FKS Food Sejahtera (AISA) di sisa tahun ini


Senin, 30 Agustus 2021 / 16:15 WIB
Memperdalam pasar, simak strategi FKS Food Sejahtera (AISA) di sisa tahun ini
ILUSTRASI. FKS Food Sejahtera (AISA) tengah berupaya mengekspor berbagai produk ke China.


Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis PT FKS Food Sejahtera Tbk terus berlanjut. Emiten dengan kode AISA itu akan mengandalkan produk-produk baru untuk menopang kinerjanya hingga akhir tahun, di samping tetap menjalankan efisiensi beban. 

Direktur Utama FKS Food Sejahtera Lim Aun Seng memaparkan, sejauh ini AISA telah merilis beberapa produk baru sejak akhir tahun lalu, yakni Bihun Panen Jagung, Mie Superior, Taro Jumbo Pack, dan yang terbaru Bihunku. Pihaknya masih akan merilis produk baru di kuartal keempat 2021 nanti. 

"Strategi tahun 2021 adalah untuk membuat produk kami lebih tersedia di pasar dan lebih banyak distributor maupun sub-distributor untuk memasarkan barang," ujar Lim dalam paparan publik yang digelar secara virtual, Senin (30/8). 

Baca Juga: Usai Masuk Lewat Private Placement, Investor Kakap Ini Sudah Dua Kali Jual Saham AISA

Walau melihat pangsa pasar Indonesia masih sangat besar untuk digarap, manajemen AISA tengah berupaya mengekspor ke China. Pada bulan Juli 2021 yang lalu, AISA telah melakukan ekspor untuk produk Taro ke negara tirai bambu itu. Ekspor produk Taro akan dilakukan lagi pada bulan September nanti dengan volume yang lebih besar dari sebelumnya. 

Lim Aun Seng mengungkapkan, China dipilih sebagai tujuan ekspor karena memiliki pasar yang besar. Mengingat nantinya, AISA juga berencana mengekspor produk-produk lain. Adapun saat ini pihak AISA tengah melakukan komunikasi dengan distributor-distributor di negara tersebut. 

Selain memperdalam pangsa pasarnya,  AISA juga terus melakukan efisiensi beban. Salah satu yang dilakukannya sejak tahun lalu adalah peremajaan terhadap alat atau mesin. Manajemen mengaku, dengan adanya maintenance di pabrik, cost production per kilo menunjukan penurunan. Adapun langkah ini akan diteruskan perusahaan hingga akhir tahun 2021. 

Adapun sejauh ini AISA telah menyerap sekitar Rp 14 miliar untuk peremajaan mesin. Sempat dijelaskan sebelumnya, AISA menganggarkan alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex) hingga Rp 50 miliar untuk keperluan tersebut. Saat ini, perusahaan tengah meninjau kembali alokasi capex sebelumnya agar dana yang digunakan perusahaan bisa benar-benar efektif. 

Baca Juga: AISA memprioritaskan belanja modal tahun 2021 untuk mesin pabrik

Sekadar informasi, sepanjang kuartal pertama 2021 AISA membukukan penjualan bersih hingga Rp 349,88 miliar. Jumlah tersebut naik tipis dibanding periode  yang sama tahun 2020 yang tercatat Rp 347,22 miliar. 

Kendati penjualannya naik tipis, manajemen AISA mengungkapkan, volume penjualan perusahaan sebenarnya meningkat cukup tinggi, yakni 15% hingga 16%. Kenaikan volume penjualan yang sampai dua digit itu tidak terlepas dari upaya perusahaan untuk terus memperdalam pasar melalui produk-produknya. 

Melihat kinerja penjualan yang mulai pulih, AISA berharap bisa mengantongi pertumbuhan penjualan bersih antara 10% hingga 20% di akhir tahun 2021. Akan tetapi target ini masih akan dilihat kembali mengingat adanya pengetatan aktivitas masyarakat melalui PPKM di bulan Juli yang lalu. 

Penjualan perusahaan memang memiliki prospek yang baik, akan tetapi AISA memiliki tantangan berupa kenaikan harga  bahan baku utama seperti tepung, tepung jagung dan minyak hingga akhir tahun 2021. Menghadapi hal ini, manajemen akan lebih selektif terhadap portofolio produknya, di sisi lain terus mencari alternatif untuk bahan bakunya. 

Asal tahu saja, di kuartal pertama 2021, terkereknya harga bahan baku menekan laba bruto perusahaan hingga 13% yoy menjadi Rp 106,09 miliar. Sementara itu, laba periode berjalan yang dikantongi AISA menyentuh Rp 2,19 miliar atau melorot 19% yoy. 

Baca Juga: FKS Food Sejahtera (AISA) prioritaskan belanja modal tahun 2021 untuk mesin pabrik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×