kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Membedah Simas Danamas Saham


Selasa, 10 Juni 2014 / 07:46 WIB
Membedah Simas Danamas Saham
ILUSTRASI. Pemerintah akan merevisi Permen ESDM No. 26/2021 tentang Sistem PLTS Atap yang Terhubung Dengan Jaringan Pemegang IUPTLU.


Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Sofyan Hidayat

JAKARTA. Saham-saham sektor properti masih menjadi incaran manajer investasi untuk dikemas sebagai aset dasar reksadana. Salah satunya adalah Simas Danamas Saham yang mampu memberikan imbal hasil lumayan.

Reksadana kelolaan PT Sinarmas Asset Management tersebut diluncurkan 5 Oktober 2007 lalu. Saat ini, nilai aktiva bersih (NAB) mencapai Rp 288,4 miliar. Adapun NAB per unit diperdagangkan sekitar Rp 1.609.

Produk ini memiliki kebijakan memutar 80% hingga 98% dalam efek ekuitas. Kemudian sisanya sekitar 2% hingga 20% dalam instrumen pasar uang, efek utang dan efek beragun aset (EBA). Tapi menilik fund factsheet Mei 2014, reksadana ini menempatkan sekitar 91,12% aset dasar pada ekuitas dan 8,88% time deposit dan giro.

Direktur Sinarmas Asset Management, Jeffrosenberg Tan mengatakan pihaknya melakukan pemilihan saham menggunakan sistem quant trading. "Sistem ini mempelajari tren historikal saham," ujar Jeff, Senin (9/6).

Hasilnya, data Infovesta Utama menunjukkan Simas Danamas Saham mampu membagikan return 18,01% secara year to date hingga akhir Mei 2014. Return tersebut mampu mengalahkan kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG) yang sebesar 14,5% pada periode yang sama. Serta berada pada rata-rata kinerja reksadana saham yang ditunjukkan oleh Infovesta Equity Fund Index yang sebesar 18%.

Kinerja produk ini tengah menghadapi tantangan. Jeff memperkirakan IHSG di bulan Juni 2014 akan berfluktuasi. Nilai tukar rupiah juga diperkirakan melemah memasuki bulan puasa.

Minimal investasi reksadana ini Rp 5 juta. Investasi selanjutnya Rp 1 juta dan minimum penjualan kembali Rp 100.000. Investor dikenakan biaya pembelian maksimal 1% dan biaya penjualan maksimal 1,5%. Sedangkan biaya manajer investasi maksimum 2,5% dan biaya bank kustodian sebesar 0,20%.

Hans Kwee, pengamat pasar modal mengatakan sektor properti bisa menghambat kinerja produk ini. Analisis dia, tahun ini sektor properti masih akan terseok akibat tren suku bunga tinggi, likuiditas ketat, serta aturan sektor properti yang kurang menguntungkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×