kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Memanfaatkan aksi window Dressing pada IHSG


Kamis, 29 November 2012 / 06:45 WIB
Memanfaatkan aksi window Dressing pada IHSG
ILUSTRASI. Presiden Joko Widodo.


Reporter: Agustinus Beo Da Costa, Narita Indrastiti | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Setelah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah, Senin lalu (26/11), aksi profit taking melanda bursa. Kemarin (28/11), IHSG sempat terjungkal ke level 4.268,04. Namun, di akhir sesi perdagangan, IHSG terangkat ke posisi 4.304,82, atau hanya turun 0,75% dari hari sebelumnya.

Toh, para analis masih yakin, indeks masih punya kekuatan untuk menanjak hingga akhir tahun. Aksi mempercantik diri (window dressing) jelang akhir tahun bisa menjadi salah satu pengungkit kenaikan IHSG. Hian Edy Kho, analis UOB Kay Hian Securities memprediksi, indeks bisa menguat di kisaran 4.300-4.350 hingga akhir 2012.

Namun, ia menyarankan investor tetap hati-hati melakukan trading jelang tutup tahun lantaran belum tampak tanda-tanda penyelesaian krisis ekonomi Eropa. Rekomendasi Edy, beberapa saham yang layak dicermati untuk meraup cuan menjelang akhir tahun adalah saham-saham Grup Astra, saham perbankan, dan saham emiten di sektor konsumsi.

Reza Nugraha, analis MNC Securities berpendapat, tidak banyak emiten yang akan melakukan strategi window dressing pada akhir tahun ini. Sebab, rata-rata emiten sudah memperoleh kinerja tinggi sesuai ekspektasi. Alhasil, aksi window dressing tak akan banyak mengerek indeks.

Perkiraan Reza, sampai akhir tahun, IHSG akan menyentuh 4500. Kata Reza, sejak awal tahun kenaikan indeks sudah tumbuh tinggi. Itulah sebabnya, window dressing juga tidak akan berpengaruh besar terhadap saham-saham bluechip karena harga sahamnya sudah naik lumayan tinggi. Yang terjadi saat ini, kata Reza, terjadi pergeseran sektoral saham yang diminati oleh investor.

Sektor pertambangan yang pada tahun-tahun sebelumnya booming dan sukses mengerek IHSG, kini meredup. Investor kini memburu emiten infrastruktur. Hanya saja, valuasi saham infrastruktur saat ini sudah cukup tinggi. Ini akan menyulitkan investor untuk mengambil untung. Prediksi Reza, sampai akhir tahun, saham infrastruktur sulit naik.

Reza melihat, saham perbankan dan properti masih berpeluang terbang di akhir tahun. Rekomendasi Reza, investor bisa mencermati saham-saham seperti BBRI, BMRI, CTRA dan MDLN. Rudiyanto, pengamat pasar modal menyarankan investor untuk memperhatikan saham-saham dengan kapitalisasi pasar besar, likuid dan kinerjanya menyerupai kinerja indeks di akhir tahun ini. Dengan cara seperti itu, risiko investor akan lebih terukur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×