kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Melemah tipis pada Jumat (5/11), ini proyeksi IHSG pada pekan depan


Minggu, 07 November 2021 / 05:25 WIB
Melemah tipis pada Jumat (5/11), ini proyeksi IHSG pada pekan depan
ILUSTRASI. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di level 6.581,785 pekan ini, Jumat (5/11).


Reporter: Kenia Intan | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID -   JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun tipis 0,07% ke level 6.581,78 pada Jumat (5/11). Selama sepekan, IHSG turun 0,14%. 

Analis Erdhika Elit Sekuritas Ivan Kasulthan mencermati, pergerakan IHSG pekan ini dibuka memerah karena investor cenderung wait and see terhadap keputusan The Fed terkait rencana tapering off.

"Walaupun isu ini sudah ter-priced in oleh pelaku pasar, namun pelaku pasar tetap masih menantikan hasil keputusan tapering off dari The Fed," ungkapnya kepada Kontan.co.id, Jumat (5/11). 

Asal tahu saja, pada perdagangan Senin (1/11), IHSG melorot 0,58% ke level 6.551,889. Setelahnya, pada Selasa (2/11) IHSG menurun lagi 0,91% ke level 6.493,275.

Baca Juga: Asing catat net buy Rp 1,09 triliun saat IHSG memerah, asing borong saham-saham ini

Adapun penguatan terjadi pada Rabu dan Kamis, 3-4 November 2021. Ivan mencermati, penguatan itu terjadi karena IHSG sudah melorot cukup pada dua hari sebelumnya. 

"Para trader nampaknya memanfaatkan momentum tersebut untuk membeli saham-saham yang terdiskon beberapa hari di awal pekan ini," ujarnya. 

Sementara terkait tapering off, pelaku pasar sudah memperhitungkan dampak negatifnya sejak beberapa bulan lalu. Sehingga, sentimen itu tidak lagi direspons negatif menjelang keputusan diumumkan. 

Sementara itu, Analis MNC Sekuritas Rifqi Ramadhan mencermati, IHSG yang menurun pekan ini lebih dipicu respon negatif investor terhadap aktivitas manufaktur China yang kembali terkontraksi pada periode Oktober 2021. Selain itu, potensi terjadinya stagflasi di tengah risiko inflasi yang tinggi. Hal ini juga mulai berdampak pada beberapa negara.

Baca Juga: IHSG ditutup di zona merah, asing banyak melego saham-saham ini

"Saat ini peningkatan permintaan tidak bisa sejalan dengan penambahan pasokan sehingga Producer Price Index (PPI) China pun meningkat tinggi," jelasnya kepada Kontan.co.id. 




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×