kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.543.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 15.835   -95,00   -0,60%
  • IDX 7.500   8,47   0,11%
  • KOMPAS100 1.161   1,37   0,12%
  • LQ45 919   -1,23   -0,13%
  • ISSI 227   1,12   0,50%
  • IDX30 473   -1,49   -0,31%
  • IDXHIDIV20 571   -1,71   -0,30%
  • IDX80 133   0,12   0,09%
  • IDXV30 141   0,37   0,26%
  • IDXQ30 158   -0,30   -0,19%

Melawan arus Asia, IHSG awal pekan sumringah


Senin, 19 Oktober 2015 / 09:30 WIB
Melawan arus Asia, IHSG awal pekan sumringah


Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat di awal pekan ini (19/10). Data RTI menunjukkan, pada pukul 09.20 WIB, indeks melaju 0,87% menjadi 4.561,54.

Secara sektoral, tak ada satu pun sektor yang melemah. Adapun tiga sektor dengan kenaikan terbesar di antaranya: sektor industri lain-lain naik 1,95%, sektor manufaktur naik 1,18%, dan sektor barang konsumen yang naik 1,13%.

Pagi ini, sejumlah saham penghuni jajaran top gainers antara lain: PT Tirta Mahakam Resources Tbk (TIRT) naik 15,63% menjadi Rp 74, PT Bank Agris Tbk (AGRS) naik 11,11% menjadi Rp 120, dan PT Trans Power Marine Tbk (TPMA) naik 7,92% menjadi Rp 259.

Sementara, bursa Asia tertekan pada awal pekan ini (19/10). Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 10.11 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific turun 0,4% atau terpeleset dari posisi tertingginya sejak 20 Agustus lalu.

Perinciannya, indeks Topix Jepang turun 0,7%. Sedangkan indeks Kospi Korea Selatan naik 0,2%. Adapun indeks S&P/ASX 200 Australia bergerak naik turun bersamaan dengan indeks NZX 50 Selandia Baru. Pasar saham Malaysia dikabarkan turun dan pasar saham Taiwan bergerak naik.

Kondisi indeks acuan Asia yang beragam ini terjadi menjelang dirilisnya data Produk Domestik Bruto (PDB) China. Ekonom memprediksi, ekonomi China akan mencatatkan pertumbuhan terendah sejak krisis finansial global pada kuartal lalu.

"Pelaku pasar mencemaskan mengenai data China. Jika data tersebut lebih buruk dari prediksi, maka akan ada kecemasan bahwa data yang sebenarnya jauh lebih buruk. Jika datanya tak jauh berbeda dari prediksi, maka pasar akan melihat data yang tidak konsisten dari China. Mungkin akan terjadi aksi beli setelah data dirilis karena tingkat ketidakpastian berkurang," jelas Nobuyuki Fujimoto, senior market analyst SBI Securities Co di Tokyo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×