kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Medio 2013, INAF rugi Rp 6,14 Miliar


Rabu, 24 Juli 2013 / 07:20 WIB
Medio 2013, INAF rugi Rp 6,14 Miliar
ILUSTRASI. Honda Brio merupakan salah satu produk yang mendapatkan insentif PPnBM


Reporter: Surtan PH Siahaan | Editor: Yuwono Triatmodjo

JAKARTA. PT Indofarma Tbk (INAF) menelan kerugian Rp 9,29 miliar pada semester I-2013. Kondisi ini berbanding terbalik dengan situasi di enam bulan pertama 2012. Saat itu INAF masih mencetak laba bersih Rp 6,14 miliar.

Kinerja INAF melorot karena penjualan INAF turun 14,45% menjadi Rp 346,2 miliar. "Kerugian INAF di semester pertama 2013 karena turunnya penjualan," kata Direktur Keuangan INAF, John Sebayang, kemarin.

Penurunan penjualan INAF akibat bergesernya tender pengadaan obat dari semester I ke semester II-2013. Menurut John, pergeseran tender terjadi karena INAF harus menunggu daftar obat yang dipesan melalui sistem katalog elektronik. Maklum, INAF adalah pemenang tender pemasok obat generik di Kementrian Kesehatan.

Nah, selain mundurnya tender, kendala lain yang membuat penjualan turun adalah berkurangnya produksi karena renovasi beberapa pabrik, semisal, pabrik di Cibitung yang menelan biaya Rp 17 miliar-Rp 20 miliar. "Memang ada produksi yang dihentikan karena perbaikan. Tapi, renovasi ini sudah selesai. Sekarang kami tinggal menunggu persetujuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk produksi," tutur John.

INAF masih optimistis terhadap kinerjanya tahun ini. John menyebut, INAF akan membukukan laba bersih senilai Rp 62 miliar atau naik 47,6% dibandingkan perolehan tahun 2012 yang sebesar Rp 42 miliar.

Salah satu kendala yang dapat menghambat target tersebut adalah pelemahan rupiah. Di semester I-2013, pelemahan rupiah tak berdampak karena INAF menggunakan strategi penyimpanan bahan baku. "Saat itu kami beli dengan harga rendah," jelas John. Kemarin, harga INAF turun 6,12% ke Rp 230 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×