Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Perubahan gaya hidup masyarakat mendorong peningkatan permintaan produk kosmetik. Bank Dunia mengumumkan, kelas menengah Indonesia tumbuh signifikan, di mana dalam tujuh tahun terakhir jumlahnya bertambah sekitar 50 juta.
Sebagai pemain di industri kosmetik, PT Martina Berto Tbk (MBTO) tidak menyia-nyiakan kesempatan. Perusahaan ini berambisi meraih peringkat tiga besar di industri produk kecantikan dan perawatan diri di Indonesia dalam lima tahun kedepan. Ambisi perusahaan adalah meraih peringkat tiga di industri produk kecantikan dan perawatan diri di Indonesia dalam lima tahun ke depan.
Tahun ini, MBTO menargetkan penjualan Rp 653 miliar dan laba bersih Rp 48 miliar. Angka ini meningkat masing-masing 15,3% dan 30,6% daripada pencapaian tahun lalu.
Sampai kuartal pertama tahun ini, MBTO sudah meraih penjualan Rp 131,18 miliar dan laba bersih Rp 10 miliar. Investor Relation MBTO, Desril Muchtar, mengatakan, kinerja perusahaan ini sampai kuartal pertama tahun 2011 sudah sesuai dengan target.
Pertumbuhan laba bersih MBTO bisa melampaui persentase kenaikan penjualan karena berhasil menekan rasio beban pokok penjualan. Walhasil, marjin bersih MBTO ikut terangkat.
Dari perhelatan initial public offering (IPO) awal tahun ini, emiten yang dikenal dengan produk Martha Tilaar ini meraup dana Rp 262, 70 miliar. Setelah dikurangi biaya penawaran umum, perolehan dana menjadi Rp 250 miliar.
Sebanyak 54% hasil IPO atau Rp 135 miliar dialokasikan untuk membangun pabrik baru di Cikarang. Saat ini MBTO masih menunggu izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). "Target kami, izin sudah turun bulan September sehingga pembangunan fisik bisa mulai Oktober," kata Desril kepada KONTAN, Jumat (22/7).
Pabrik ini diharapkan berproduksi medio 2012. Pabrik ini akan menjadi lokasi baru pemindahan basis produksi MBTO di Gunung Putri, Bogor. Sebab, masa sewa pabrik di Gunung Putri itu habis Desember 2011. Selain di Gunung Putri, MBTO juga punya pabrik di Pulo Kambing, serta satu lagi pabrik milik anak usaha, PT Cedefindo.
Per akhir tahun 2010, pabrik Pulo Kambing dan Gunung Putri memiliki kapasitas terpasang 3.218 ton kosmetik dan 250 ton jamu. Kapasitas terpasang pabrik PT Cedefindo yang khusus memproduksi kosmetik 1.314 ton per tahun.
Pabrik Cikarang dirancang untuk memproduksi jamu berkapasitas 250 ton per tahun. Pabrik ini juga akan memproduksi kosmetik. Namun Desril belum bisa menyampaikan kapasitasnya.
Prusahaan ini juga menganggarkan 22% dana IPO atau Rp 54 miliar untuk melunasi utang pada Bank CIMB Niaga. Hitung punya hitung, MBTO masih mengantongi Rp 194,39 miliar sisa dana IPO.
Gerai bertambah
Salah satu strategi MBTO memperluas pasar adalah memperbanyak gerai Martha Tilaar Shop (MTS). Saat ini MBTO mengoperasikan 20 gerai MTS. Satu di antaranya di Marina Bay, Singapura.
Gerai yang terakhir dibuka adalah di Plaza Indonesia, Jakarta. "Sampai akhir tahun ini, kami akan membuka enam gerai lagi," tambah Desril.
Lokasi yang diincar MBTO untuk gerai baru MTS itu antara lain Bali, Palembang, Semarang, Tangerang, dan Pontianak.
Estimasi kebutuhan dana investasi per gerai antara Rp 500 juta-Rp 750 juta, tergantung lokasi. Kebutuhan dana untuk pengembangan MTS seluruhnya berasal dari IPO, sebesar Rp 12 miliar.
Dalam mengembangkan portofolio produknya, MBTO memanfaatkan bahan alami Indonesia sebagai diferensiasi dengan produk pesaing. Perusahaan mengklaim 100% bahan baku nabatinya didapat dari tanaman domestik. Namun untuk bahan baku kimia, perusahaan ini masih mengimpor dari luar negeri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News