Reporter: Barratut Taqiyyah, Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
TOKYO. Sebagian besar saham yang diperdagangkan di bursa Asia bergerak di dua zona, hijau dan merah. Pada pukul 10.07 waktu Tokyo, indeks Nikkei 225 Stock Average mencatatkan penurunan 0,3% menjadi 119,46. Dalam setiap dua saham yang turun, terdapat satu saham yang naik.
Pergerakan saham-saham berkapitalisasi besar turut menentukan arah bursa Asia. Sebut saja Shikoku Electric Power Co yang anjlok 6,6% di Tokyo setelah Credit Suisse Group AG memberikan rating underperform untuk saham ini. Lalu ada saham BHP Billiton Ltd yang turun 0,9% di Sydney setelah harga bijih besi melorot. Ada pula saham Aozora Bank Ltd yang melonjak 16% setelah bank asal Jepang ini berencana membayar dana bailout dan melakukan pembelian kembali saham biasa.
Sejumlah sentimen disinyalir mempengaruhi gerak bursa Jepang. Salah satunya, pemerintah Jepang menurunkan penilaian terhadap perekonomiannya untuk kali pertama dalam 10 bulan terakhir. Langkah ini dilakukan Jepang setelah sejumlah analis memproyeksikan bahwa Produk Domestik Bruto Negeri Sakura itu akan menyusut pada kuartal ini.
Pemerintah Jepang memangkas pandangannya terhadap konsumsi pribadi, pembangunan rumah, ekspor, impor, dan produksi industri. Meski demikian, pemerintah menaikkan penilaiannya terhadap pasar tenaga kerja.
"Risiko meliputi perlambatan ekonomi global dan fluktuasi tajam pada pasar finansial dan modal," demikian pernyataan Cabinet Office Jepang dalam laporan bulanan yang dirilis di Tokyo hari ini (28/8).
Selain itu, investor juga menunggu laporan mengenai tingkat Produk Domestik Bruto AS dan indikasi arah kebijakan yang akan diambil oleh the Federal Reserve.
"Fokus utama pasar saat ini adalah data PDB AS yang akan dirilis Rabu besok dan pertemuan Jackson Hole pada hari Jumat mendatang. Kedua pertemuan ini diprediksi akan menghasilkan kebijakan moneter oleh the Fed," papar Matthew Sherwood, head of investment markets research Perpetual Investment.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News