kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mayora mengerek target pertumbuhan laba


Rabu, 10 Juni 2015 / 17:54 WIB
Mayora mengerek target pertumbuhan laba


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Sanny Cicilia

TANGERANG. Kondisi perekonomian yang melambat tak membuat gentar PT Mayora Indah Tbk (MYOR). Emiten konsumer ini justru mengerek target labanya di 2015. Pada awal tahun, MYOR menargetkan laba bersih Rp 600 miliar di 2015. Kini, MYOR meningkatkan target raihan labanya menjadi Rp 840 miliar.

Tak tanggung-tanggung, target laba revisi tersebut melejit 104,96% dari realisasi 2014 yakni Rp 409,82 miliar. Sementara, target penjualannya diproyeksikan tetap tumbuh 9,46% dari Rp 14,16 triliun menjadi Rp 15,5 triliun.

"Karena awal tahun kemarin keadaannya kurang baik. Tahun lalu, bahan baku tinggi dan kita baru naik harga. Saat kuartal pertama 2015, kenaikan harga sudah cukup didukung oleh masyarakat. Lalu bahan baku mulai turun. Itu sebabnya ada perubahan kenaikan angka laba," ucap Direktur MYOR David Wardhana Atmadja, kepada KONTAN, Rabu (10/6).

Moncernya kenaikan laba MYOR telah tercermin di kuartal pertama 2015. Keuntungan MYOR mampu melonjak 90,44% dari Rp 119,56 miliar jadi Rp 272,7 miliar. Padahal pendapatannya menipis dari Rp 3,49 triliun ke posisi Rp 3,45 triliun.

Direktur Utama MYOR Andre Sukendra Atmadja menyebut bahwa MYOR akan konsisten dalam menerapkan peningkatan distribusi dan ketepatan pengeluaran pemasaran. Ia menjelaskan, MYOR akan terus menjaga ketersediaan dan visibilitas produk di pasar. Lalu MYOR juga akan melakukan pemasaran yang tepat guna. Caranya yaitu pemanfaatan anggaran untuk iklan dan kegiatan lain demi menambah konsumen.

Meski begitu, Direktur MYOR Hendrik Polisar tak memungkiri adanya beberapa tantangan yang dihadapi seperti perlambatan ekonomi, fluktuasi kurs, dan kenaikan harga bahan baku. Sehingga perseroan harus mengerek harga jual untuk menjaga gross margin. Namun diakuinya bahwa beban yang ditanggung tak bisa serta merta dialihkan ke konsumen. Selain itu, ada pula kompetitor yang menggerus pangsa pasar MYOR.

Tahun ini, MYOR menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) US$ 50 juta. Andre menyebut, capex itu digunakan untuk meningkatkan utilisasi kapasitas terpasang dan menambah mesin pembantu di pabrik.

Sebagai sumber dananya, MYOR menggunakan 60% kas internal dan 40% pinjaman bank. Pada kuartal pertama, kas dan setara kas MYOR pun masih tebal di posisi Rp 1,29 triliun.


 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×