Reporter: Rashif Usman | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan produk Tolak Angin dari PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul (SIDO) diprediksi meningkat. Hal ini mengingat musim penghujan mulai masuk di beberapa wilayah di Indonesia.
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Andreas Saragih memprediksi, faktor musim hujan akan mendongkrak kinerja SIDO pada semester II- 2024. Pasalnya, secara historis penjualan Tolak Angin mencapai puncaknya pada periode ini.
"Tolak Angin termasuk dalam segmen obat herbal dan suplemen menyumbang sekitar 50% dari pendapatan konsolidasi. Segmen ini juga merupakan segmen yang paling menguntungkan bagi SIDO, dengan mencatat margin laba kotor tertinggi dibandingkan segmen lainnya," tulis Andreas dalam risetnya, Kamis (12/9).
Selain faktor cuaca, Andreas juga mengatakan bahwa kinerja SIDO juga didukung oleh biaya bahan baku yang lebih rendah dan pembayaran dividen interim.
Baca Juga: Cek Prospek dan Rekomendasi Saham Emiten Ritel di Tengah Potensi Penurunan Suku Bunga
"Ke depannya, kami mengantisipasi bahwa perluasan saluran distribusi perdagangan modern dan pertumbuhan berkelanjutan di pasar ekspor akan memainkan peran penting dalam mendorong kinerja pada tahun fiskal 2025 dan seterusnya," ujar Andreas.
Andreas memproyeksikan Sido Muncul akan memberikan hasil yang luar biasa pada semester II-2024 dengan pendapatan dan laba bersih yang diharapkan tumbuh lebih dari 20% per tahun.
Adapun pada perdagangan hari ini, Selasa (17/9) harga saham SIDO ditutup melemah 0,75% menjadi Rp 675 per saham. Andreas merekomendasikan saham SIDO dengan target harga Rp 830 per saham.
Baca Juga: Buka Pasar Baru, Sido Muncul (SIDO) Kerek Kontribusi Penjualan Ekspor Jadi 15%
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim hujan dengan tingkat curah hujan mencapai sedang hingga tinggi akan terjadi antara September dan November.
Hanya sekitar 21,75% wilayah Indonesia yang akan mengalami curah hujan rendah (0-100 mm/bulan) pada September, dengan persentase ini diperkirakan akan turun menjadi 7,64% pada Oktober dan 0,65% pada November.
Mengutip laporan keuangan, penjualan SIDO terpantau meningkat 14,67% year on year (YoY) dari Rp 1,65 triliun menjadi Rp 1,89 triliun per semester I-2024. Sedangkan laba bersihnya tumbuh 35,79% dari Rp 448,10 miliar menjadi Rp 608,49 miliar.
Dari sisi penjualan, segmen jamu herbal dan suplemen masih menjadi kontributor terbesar mencapai Rp 1,11 triliun. Kemudian disusul penjualan makanan dan minuman sebesar Rp 716,70 miliar serta penjualan farmasi Rp 66,19 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News