Reporter: Yuliana Hema | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berhembus kabar bahwa PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) akan menyusun kesepakatan investasi dengan melego kepemilikan saham pemerintah kepada maskapai Timur Tengah.
Kabarnya, pemerintah akan lepas 10% saham GIAA dengan harga US$ 400 juta. Jika menggunakan kurs di harga Rp 15.168 maka nilainya setara dengan Rp 6,06 triliun.
Skema lainnya dan yang terburuk, pemerintah bakal melepas 35% saham Garuda Indonesia dengan nilai US$ 200 juta atau setara dengan Rp 3,03 triliun.
Saat dikonfirmasi Kontan, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra tidak menyangkal isu tersebut, tapi memang dalam tahap wacana.
"Belum ada rencana seperti itu. Masih wacana," kata Irfan kepada Kontan.co.id, Selasa (14/2).
Baca Juga: Digugat Greylag Lagi, Saham Garuda (GIAA) Dapat Tato dari BEI
Meski dalam wacana, Irfan bilang memang pihaknya sudah melakukan diskusi dengan maskapai di Timur Tengah pada tahun lalu. Memang belum diketahui siapa perusahaan penerbangan yang dimaksud.
Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo menuturkan sebagai upaya penyehatan GIAA, pihaknya telah berencana untuk menggelar private placement.
Untuk mengeksekusi aksi korporasi ini, GIAA sudah melakukan pembicaraan dengan beberapa maskapai dari Timur Tengah. Namun dia bilang pembicaraannya masih di tahap awal, belum membahas mengenai nilai investasinya.
Baca Juga: Garuda Indonesia Kaji Harga Tiket Pesawat Jemaah Haji 2023, Akan Diturunkan?
"Kami targetkan setidaknya US$ 300 juta sampai US$ 400 juta. Namun kami tidak tahu investor bagaimana," ucap Tiko ini saat ditemui di Jakarta, Rabu (2/1).
Namun berdasarkan rumor pasar, ada dua maskapai Timur Tengah yang paling berpotensi untuk mencaplok saham Garuda Indonesia, yakni Emirates dan Saudi Arabian Airlines.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News