Reporter: Dina Farisah | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Nilai tukar rupiah keok dalam sepekan ini. Jumat (30/5), di pasar spot, pasangan USD/IDR naik 0,52% menjadi 11.676 dibanding akhir pekan lalu. Pada periode yang sama, kurs tengah dollar AS di Bank Indonesia (BI) juga naik 0,44% menjadi 11.611.
Mika Martumpal, Research and Strategy Head Treasury and Capital Market PT Bank CIMB Niaga Tbk mengatakan, pelemahan rupiah akibat faktor domestik dan eksternal. Dari dalam negeri, proses pemilihan presiden memberikan ketidakpastian bagi pelaku pasar untuk mengambil keputusan. Ini karena persaingan antara dua pasang calon presiden dan calon wakil presiden cukup ketat.
Defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2014 yang membesar juga membawa sentimen negatif bagi pergerakan rupiah. Dari luar, kata Mika, data-data ekonomi terbaru Amerika Serikat (AS) semakin menunjukkan perbaikan. Kondisi ini mempertegas spekulasi The Fed akan tapering. Akibatnya, dollar AS pun menguat
Albertus Christian, Senior Researcher and Analyst PT Monex Investindo Futures menuturkan, kondisi ekonomi Indonesia berbanding terbalik dengan ekonomi AS. "Neraca perdagangan kita diperkirakan masih akan mengalami defisit," kata dia.
Namun dia yakin, pelemahan rupiah sudah relatif terbatas. Dia menduga, pasangan USD/IDR akan bergerak di kisaran 11.600–11.700, pekan depan. Mika memperkirakan, pairing USD/IDR akan bergerak di 11.500–11.700.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News