Reporter: Nova Betriani Sinambela | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT United Tractors Tbk (UNTR) diproyeksi mampu mencetak kinerja positif ditopang oleh peningkatan harga komoditas.
Analis team coverage Panin Sekuritas menjelaskan bahwa memang sejumlah sektor bisnis UNTR kinerjanya kurang memuaskan. Tetapi pada bulan Agustus mulai berbalik mencetak pertumbuhannya, maka dari itu ada peluang positif di akhir tahun 2024.
"Ditopang membaiknya permintaan alat berat pada semester II ini, peningkatan produksi batubara yang akan secara tahunan, dan neraca /UNTR yang kuat," tulis Panin Sekuritas dalam riset 30 September 2024.
Adapun sampai Agustus 2024, penjualan alat berat UNTR hanya 2.950 unit atau turun 25,4% jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Meski begitu, hanya bulan Agustus 2024 UNTR bisa meningkatkan penjualan alat berat sebesar 390 unit. Angka tersebut meningkat 18,2% secara bulanan, dan naik 7,1% YoY.
Baca Juga: IHSG Menguat 0,21%, Intip Proyeksi dan Rekomendasi Saham Untuk Rabu (23/10)
Permintaan alat berat pada periode tersebut juga masih didominasi oleh sektor pertambangan sebesar 70%, diikuti sektor konstruksi 18%, agro 7%, dan perhutanan 5%. Dominannya sektor pertambangan karena produksi batubara domestik meningkat 3,4% YoY menjadi 540 juta ton.
Dari sisi kontraktor tambang, unit usaha UNTR, PT Pamapersada Nusantara (Pama) mencatatkan kinerja yang datar. Pada Agustus 2024, overburden removal sebesar 110,3 BCM, menurun 3,9% YoY.
Produksi batu bara sebanyak 14,1 juta ton, meningkat 10,2% YoY dengan strip rasio flat di 7,8x. Tetapi secara kumulatif sepanjang delapan bulan tahun ini, overburden removal mampu meningkat 9,4% menjadi 809 juta BCM.
Untuk penjualan batubara UNTR melalui Tuah Turangga Agung, jumlahnya turun 7,8% YoY menjadi 0,7 juta ton pada bulan Agustus 2024.
Sementara penjualan segmen emas melalui Agincourt Resources menggapai peningkatan 5,8% YoY menjadi 145.000 ons troi. Menurut Panin Sekuritas, kinerja emas bisa lebih ditingkatkan lagi ke depan. Sebab harga emas global sempat menyentuh level all-time high ke level di atas US$ 2.600 per ons troi, dan besar kemungkinan harganya bakal naik.
Baca Juga: Ditopang Emas dan Nikel, Simak Proyeksi Kinerja United Tractors Hingga Akhir Tahun
Research Analyst Phintraco Sekuritas Nurwachidah memproyeksi adanya perbaikan kinerja ditopang oleh segmen bisnis yang berkaitan dengan komoditas.
Harga jual batubara diproyeksi bakal naik seiring dengan ekspektasi peningkatan permintaan batubara di China yang sedang berupaya meningkatkan aktivitas ekonomi lewat stimulus agresif oleh People’s Bank of China (PBoC) melalui pemangkasan suku bunga.
Selain itu, eskalasi konflik geopolitik di Timur Tengah menjadi pendorong positif bagi harga gas. "Sehingga batubara yang merupakan subtitusi dari gas alam akan diuntungkan melalui peningkatan demand," kata Nurwachidah kepada Kontan.co.id, Selasa (22/10).
Segmen penambangan emas pun diprediksi terus tumbuh solid, didukung oleh kenaikan harga emas akibat eskalasi geopolitik di Timur Tengah yang mendorong minat investor untuk mengalihkan instrumen investasi ke safe-haven, serta ekspektasi pemangkasan suku bunga lebih lanjut.
Baca Juga: Ini Daftar Emiten Terpapar Sentimen Pemerintah Baru
Sementara tantangan utama UNTR adalah munculnya pemain baru yang mengurangi pangsa pasar alat berat Komatsu. Market share Komatsu turun dari 32% pada Juni tahun lalu menjadi 28% di Juni tahun ini.
Untuk mengatasi hal tersebut, Nurwachidah bilang UNTR dapat memanfaatkan keunggulan integrasi dengan anak usahanya yang beragam guna mengoptimalkan margin pendapatan dan mempertahankan daya saing.
Dengan analisa ini dan menggunakan metode relative valuation, serta pendekatan PER, potensi fair value UNTR diperkirakan berada di angka 30.675 yang menunjukkan potensi kenaikan dari harga saat ini. Oleh sebab itu Nurwachidah merekomendasikan buy saham UNTR dengan target harga Rp 30.675 per saham.
Sementara Panin Sekuritas mempertahankan rekomendasi buy untuk saham UNTR, dengan target harga Rp 32.000 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News