Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Sandy Baskoro
JAKARTA. PT Holcim Indonesia Tbk kembali merasakan penurunan margin keuntungan. Selama semester I-2012, margin produsen semen yang menyandang kode saham SMCB itu, tergerus dibanding periode sama tahun lalu.
Margin laba kotor (gross margin) Holcim di semester I-2012 hanya 32,81%. Padahal di periode sama 2011, posisi gross margin Holcim masih 35,26%. Hal yang sama terjadi pada margin laba usaha (operating margin). Di paruh pertama 2012, Holcim hanya mampu meraih operating margin 18,97% turun dibandingkan setahun lalu yang masih 20,19%.
Margin laba bersih (net margin) juga ikut tergerus meski tipis. Per 30 Juni 2012, Holcim meraih net margin 12,03%, turun tipis dari periode sama tahun lalu 12,91%.
Kondisi itu menjadi ganjalan di tengah pertumbuhan kinerja keuangan Holcim. Per 30 Juni 2012, Holcim meraih penjualan Rp 4,19 triliun, tumbuh 18,4% dari periode sama tahun lalu Rp 3,54 triliun.
Holcim memang berhasil meraih pertumbuhan volume penjualan lebih besar daripada industri. Di akhir Juni 2012, Holcim menjual 4,06 juta ton semen atau tumbuh 16,67% dari semester I-2011.
Bandingkan dengan kinerja industri yang naik 15% menjadi 25,9 juta ton selama enam bulan pertama 2012. Pangsa pasar Holcim sedikit terangkat dari 15,48% menjadi 15,69% di akhir Juni 2012.
Laba kotor Holcim juga masih bisa naik 10,15% year-on-year (yoy) menjadi Rp 1,37 triliun. Adapun laba usahanya tumbuh 11,26% yoy menjadi Rp 795,05 miliar. Hal itu menopang pertumbuhan laba bersih Holcim. Selama Januari-Juni 2012, Holcim meraup laba bersih Rp 504,33 miliar, tumbuh 10,38% daripada laba bersih semester I-2011.
Presiden Direktur Holcim, Eamon Ginley, mengakui semakin mahalnya biaya energi menjadi kendala bagi para produsen semen. Buktinya, beban penjualan Holcim di semester I-2012 naik 23% yoy menjadi Rp 2,82 triliun.
Biaya penjualan dan distribusi juga meningkat 9% seiring keberhasilan Holcim memperluas jangkaan pasar. Maklumlah, hal itu menyebabkan peningkatkan biaya bahan bakar dan angkutan untuk memasarkan semen ke pelanggan. Hal ini demi memperkuat pasokan semen Holcim baik di Jawa maupun Sumatra. "Jaringan distribusi kami di sana kian baik dan kapasitas pasokannya telah ditingkatkan," kata Eamon, Jumat (31/8).
Holcim memang tengah menggelar ekspansi produksi. Saat ini, Holcim menyelesaikan pembangunan pabrik semen di Tuban, Jawa Timur berkapasitas 1,7 juta ton. Pabrik yang menelan total investasi US$ 450 juta ini ditargetkan mulai berproduksi pada 2013 mendatang.
Setelah pembangunan pabrik selesai, kapasitas produksi semen Holcim akan naik dari 8,3 juta ton menjadi 10 juta ton per tahun. Harga SMCB, Jumat (31/8), naik 0,96% menjadi Rp 2.625 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News