kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.931.000   26.000   1,36%
  • USD/IDR 16.491   -51,00   -0,31%
  • IDX 6.876   43,64   0,64%
  • KOMPAS100 997   6,63   0,67%
  • LQ45 772   5,04   0,66%
  • ISSI 219   2,08   0,96%
  • IDX30 401   1,93   0,48%
  • IDXHIDIV20 475   1,50   0,32%
  • IDX80 113   0,85   0,76%
  • IDXV30 115   0,11   0,10%
  • IDXQ30 131   0,46   0,35%

Margin Hexa Tergerus Yen


Rabu, 04 Agustus 2010 / 09:37 WIB
Margin Hexa Tergerus Yen


Reporter: Dyah Megasari, Yohan Rubiyantoro | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Pendapatan PT Hexindo Adiperkasa Tbk (HEXA) pada semester I-2010 tumbuh sebesar 130% menjadi US$ 124 juta. Laba bersih distributor alat berat ini pun melesat 119% menjadi US$ 9,2 juta. Meski kinerja paro pertama cukup bagus, Direktur HEXA Hideo Satake pesimistis, hal itu akan terulang di semester kedua ini.

Bahkan, ia memperkirakan, laba bersih HEXA tahun ini hanya sekitar US$ 31 juta, atau justru turun 8,82% ketimbang laba bersih 2009 sebesar US$ 34 juta. "Laba bersih kami akan turun karena kenaikan harga beli alat berat dari produsen di Jepang," jelas Hideo.

Kenaikan harga baja dan penguatan nilai tukar yen terhadap dollar AS lah yang menjadi biang kerok kenaikan harga alat berat.

Namun, General Manager of Finance HEXA Syamsu Anwar berkukuh ingin meningkatkan pangsa pasar mereka hingga 28,5%. Tahun lalu, pangsa pasar HEXA baru mencapai 24,7%. Selama ini mereka menjual alat berat merek Komatsu, Hitachi, Kobelco, dan Caterpillar.

Untuk menggenjot penjualan, HEXA mengganggarkan belanja US$ 4 juta tahun ini. "Sebesar US$ 1 juta sudah dipakai semester I, sisanya akan kami gunakan seluruhnya di semester II," ucap Syamsu.

Margin tergerus yen

Reza Nugraha, Analis Bhakti Securities, mengingatkan, nilai tukar yen terhadap dollar AS yang terus menguat memang akan merugikan produsen alat berat yang mengimpor barang dari Jepang. "Mereka harus menukarkan dollar AS dengan yen terlebih dahulu, kondisi saat ini memang tidak menguntungkan HEXA karena bisa menaikkan beban pembelian," beber Reza.

Margin keuntungan HEXA pun tergerus nilai kurs. "Jika HEXA bisa mendapatkan margin 30% dalam kondisi yen sedang normal, saat ini margin mereka mungkin tingggal 25% hingga 20%," ujar Reza.

Namun dia memperkirakan, kinerja HEXA tidak akan turun drastis. "Perusahaan komoditas sedang ekspansi besar, seiring naiknya harga komoditas. Tentu mereka butuh banyak alat berat," katanya.

Rania Rahmudita, Analis CIMB GK Indonesia, juga memperkirakan, semester II ini permintaan alat berat akan meningkat. Apalagi belanja modal perusahaan yang bergerak di sektor pertanian, perkebunan, dan pertambangan tahun ini naik secara signifikan. "Ini tentu peluang yang dapat menopang kinerja HEXA," katanya.
Rania mencatat ada potensi lain bagi HEXA, yakni dari penjualan suku cadang. "Margin spare part ini lumayan besar, bisa 40%," jelasnya.
Budi Rustanto, Analis Valbury Asia Securities, menyarankan agar HEXA menaikkan harga jual untuk menjaga margin penjualan.

Dengan faktor yang ada, Reza memprediksi, hingga akhir 2010 pendapatan HEXA maksimal US$ 360 juta dengan laba bersih sebesar US$ 38 juta. "Saya rekomendasikan beli dengan target harga Rp 6.700 per saham," katanya.

Rania juga merekomendasikan beli. "Sementara ini saya targetkan Rp 5.800 per saham," katanya.

Sedangkan Budi merekomendasikan tahan dengan harga sekarang di Rp 5.350 per saham. "Harga saat ini sudah terlalu mahal, nanti akan kami revisi sembari menunggu kabar dari manajemen akan menaikkan harga jual atau tidak," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×