Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Perekonomian Indonesia yang tengah menggeliat berimbas pada penambahan populasi kelas menengah. Fenomena ini tidak luput dari bidikan para pelaku industri manajemen investasi (MI) yang ingin memperbesar pasar reksadana.
Legowo Kusumonegoro, Presiden Direktur Manulife Aset Manajemen Indonesia, menuturkan, saat ini di perbankan Indonesia terdapat 2 juta rekening deposito milik kalangan ritel menengah (mass affluent) dengan nilai saldo rata-rata Rp 288 juta per rekening. Populasi ini berpotensi menjadi pasar yang menguntungkan, mengingat sejauh ini tingkat penetrasi industri terbilang masih belum besar. "Kami ingin meningkatkan nasabah ritel mass affluent yang berinvestasi secara reguler," kata dia, kemarin (6/6).
Secara reguler artinya, nasabah reksadana mendebet rekeningnya secara otomatis setiap bulan untuk investasi. Saat ini, jelas Legowo, Manulife memiliki nasabah sebanyak 40.000 nasabah, dan sebanyak 20.000 orang merupakan nasabah ritel.
Dari jumlah itu, baru 3% yang tercatat berinvestasi secara reguler. "Target kami, nasabah ritel yang berinvestasi reguler bisa kami tingkatkan menjadi 20%-30% atau sekitar 4.000-6.000 nasabah," jelas Legowo.
Steven Suryana, Group Head Sales and Marketing Manulife, menambahkan, Manulife mengandalkan konsep i-plan atau investment plan untuk menjaring jenis nasabah yang berniat menanam investasi reguler dan jangka panjang. Manulife masih mengandalkan perbankan sebagai kanal pemasaran reksadana. Untuk skema i-plan, Manulife memberikan insentif khusus ke perbankan. "Apa insentifnya, saya tidak bisa bilang," kilah Steven.
Sejauh ini, untuk memasarkan 15 produk reksadananya, Manulife menggandeng 13 bank. Perusahaan itu juga tengah bernegosiasi dengan dua bank untuk menjadi agen penjual reksadananya.
Dengan rencana bisnis yang sudah dipersiapkan, Manulife menargetkan pertumbuhan dana kelolaan atau asset under management (AUM) hingga 25% di akhir tahun ini. Hingga akhir April kemarin, nilai AUM Manulife mencapai Rp 27,3 triliun. Rinciannya, sebesar Rp 10 triliun merupakan dana kelolaan reksadana. Adapun sisanya berjenis kontrak pengelolaan dana atau discretionary fund.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News