Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah kondisi industri manufaktur Indonesia yang tertekan dan terus melemah, emiten keramik PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk (IKAI) tetap bertahan karena ditopang gencarnya pembangunan infrastruktur.
Managing Director PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk Angelica Lie menjelaskan di tengah tekanan manufaktur yang terjadi saat ini, IKAI mendapat sentimen positif dari peningkatan pembangunan infrastruktur yang meluas di Indonesia.
“Tentunya hal ini menopang pasar keramik yang juga diharapkan bakal meningkat,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Rabu (2/10).
Baca Juga: Intikeramik Alamasri Industri (IKAI) kembali operasikan produksi anak usaha
Angelica menambahkan kenaikan daya beli masyarakat pekerja kelas menengah membuat pasar keramik juga bakalan tumbuh.
Angelica menjelaskan saat ini Indonesia berada di peringkat tiga besar untuk keramik dari China, maka sudah seharusnya potensi pasar keramik di tanah air akan sangat besar dan terus bertumbuh.
Angelica menyatakan rata-rata pertumbuhan pasar industri keramik Indonesia sebesar 15% per tahun. Dengan adanya peraturan safeguard yang telah ditandatangani Oktober 2019, keramik impor dari China akan menjadi 23% lebih mahal dari sebelumnya.
Tentunya Angelica melihat peluang yang besar untuk produsen keramik untuk merebut pasar keramik ekspor.
Angelica bilang Intikeramik memproduksi granit high end di mana kompetisi harga yang tidak terlalu ketat. Selain itu, inovasi perusahaan akan terus dilakukan karena adanya mesin digital print sehingga desain keramik bisa terus dikembangkan.
Baca Juga: Intikeramik Alamasri (IKAI) akan menambah hotel dengan investasi Rp 500 miliar
Kendati demikian IKAI baru mulai kembali produksi pasca-peremajaan mesin pada kuartal II 2019 sehingga pendapatan perusahaan baru berpengaruh di kuartal IV 2019.
Angelica menyatakan salah satu persoalan yang sangat berpengaruh pada harga penjualan pokok perusahaan saat ini adalah listrik dan gas. Oleh karena itu, IKAI masih menunggu komitmen kebijakan pemerintah untuk menurunkan harga gas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News