Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Map Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA), anak perusahaan dari PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) yang bergerak di bisnis ritel sports, kids dan leisure, mencatatkan kinerja mentereng di tahun 2021.
Pendapatan bersih MAPA untuk tahun 2021 tercatat sebesar Rp 6 triliun, meningkat 26,4% dari Rp 4,8 triliun pada periode yang sama di tahun 2020. Gross Profit Margin (GPM) MAPA naik sebesar 280 bps menjadi 42,8% dari 40%.
Laba usaha tumbuh 499,1% menjadi Rp 479,5 miliar dari Rp 80 miliar. EBITDA meningkat 56,5% dari Rp 704,4 miliar menjadi Rp 1,1 triliun, sedangkan laba bersih melonjak menjadi Rp 230,4 miliar dari Rp4,3 miliar dibanding periode yang sama di tahun lalu.
MAPA juga melaporkan pendapatan bersih sebesar Rp 2,2 triliun untuk kuartal IV-2021, naik 140,9% dari Rp 930,8 miliar yang tercatat di kuartal III-2021.
Baca Juga: Kinerja ciamik, penjualan Map Aktif Adiperkasa (MAPA) naik 18,4% hingga kuartal III
GPM perusahaan naik 350 bps dari 40% di kuartal ketiga menjadi 43,5% di kuartal keempat. Sementara MAPA mencatat laba usaha sebesar Rp 384,7 miliar dibanding rugi usaha Rp 94,5 miliar di periode Juli-September 2021.
EBITDA menjadi Rp 551 miliar dari Rp 55,6 miliar dengan laba bersih Rp 245,3 miliar dari rugi bersih Rp 107,2 miliar di kuartal ketiga.
Terdapat peningkatan kinerja MAPA dari kuartal ke kuartal di mana penjualan tumbuh sebesar 140,9% dan gross margin naik sebesar 3,5%. Momentum kategori Running, Golf, Lifestyle, dan Kids mendorong permintaan di mana para konsumen menunjukkan peningkatan antusiasme belanja selama periode liburan.
Selain itu, lonjakan pada pendapatan menghasilkan efisiensi yang lebih tinggi pada inventory MAPA secara keseluruhan, dengan level inventory days berada pada level terbaiknya sejak awal pandemi.
Ratih D. Gianda, VP Investor Relations, Corporate Communications and Sustainability MAP Group menyatakan, kinerja MAPA pada kuartal IV-2021 yang sangat baik menunjukkan langkah besar dalam pemulihan perusahaan dari pandemi. Strategi MAPA telah berjalan baik dari segi merchandising, perencanaan, dan analisa data.
"Hal ini juga didukung oleh pemulihan ekonomi secara bertahap, sehingga menghasilkan penjualan yang signifikan dan pertumbuhan yang menguntungkan selama kuartal IV. Kami telah mempersiapkan bisnis MAPA untuk menyambut pertumbuhan yang pesat pada tahun 2022,” terang dia dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Senin (11/4).
MAPA terus mencapai kemajuan yang menggembirakan dengan program CRM MAP CLUB, melalui peningkatan berkelanjutan pada pemahaman kebutuhan setiap anggota dengan produk yang sesuai berdasarkan usia, gender, dan brand favorit mereka. Hal ini tercermin dari peningkatan penjualan dan rata-rata nilai transaksi.
Ratih turut mengungkapkan, kuartal terakhir tahun 2021 menunjukkan kekuatan dan konsistensi model bisnis MAP Active di mana perusahaan memaksimalkan kinerja para brand partners dengan memanfaatkan semua kemampuan unik perusahaan, mulai dari keunggulan operasional hingga manajemen data, serta untuk melayani kebutuhan para pelanggan.
Ratih menekankan bahwa pandemi tidak menghalangi rencana ekspansi regional MAPA dengan para brand partners pilihan. Selama kuartal IV-2021, MAPA membuka 24 gerai di Indonesia, 8 gerai di Filipina, dan 5 gerai di Vietnam antara lain brand seperti Skechers, Converse, FitFlop, Lego, Dr. Martens, dan New Balance. Sebuah kanal online untuk Converse serta sejumlah online marketplace pihak ketiga juga diluncurkan.
Baca Juga: Kunjungan ke Mal Diproyeksi Pulih, Simak Rekomendasi Saham Mitra Adiperkasa (MAPI)
Memaksimalkan "branded commerce" dengan para brand partners terbaik merupakan tujuan utama MAPA di kawasan ini. Tim MAPA terus mengoptimalkan pertumbuhan semua kanal, baik melalui gerai flagship offline, kanal brand online, maupun shop in shop di marketplace.
"Semuanya terintegrasi oleh program ONE DATA yang memberikan perspektif unik pada tempat pilihan seluruh pelanggan kami untuk berbelanja,” ujar Ratih.
Ratih mengingatkan bahwa masih terdapat ketidakpastian seputar pandemi Covid-19, khususnya dengan adanya ledakan kasus Omicron di Asia Tenggara. Hal ini menimbulkan dampak yang saat ini tengah berlangsung dan masih berkembang, terutama pada supply chain global dari para supplier dan jasa logistik.
Alhasil terdapat potensi dampak pada bisnis di semester I-2022, termasuk adanya kemungkinan penutupan gerai dalam kawasan tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
