kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Mandiri Sekuritas Prediksi IHSG Akan Tembus 7.800 di Akhir 2022, Ini Penyebabnya


Jumat, 24 Juni 2022 / 11:01 WIB
Mandiri Sekuritas Prediksi IHSG Akan Tembus 7.800 di Akhir 2022, Ini Penyebabnya
ILUSTRASI. Mandiri Sekuritas memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat mencapai 7.800 di akhir tahun 2022.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mandiri Sekuritas memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat mencapai 7.800 di akhir tahun 2022.

Adrian Joezer, Head of Equity Analyst Mandiri Sekuritas menyebut, kenaikan IHSG didukung oleh pertumbuhan earning per share (EPS) atau laba per saham emiten yang di atas 20%. Selain itu, pemulihan pandemi Covid-19 yang semakin baik menuju endemi, serta commodity boom yang diharapkan dapat berujung kepada peningkatan konsumsi, sehingga memicu terjadinya capex cycle dan labor rehiring pada semester kedua 2022.

"Hal yang juga penting adalah faktor ketahanan ekonomi Indonesia terhadap external risks; seperti neraca perdagangan kuat, external debt to GDP sehat, kondisi likuiditas domestik yang baik, dan juga tingkat inflasi yang masih terjaga meskipun dalam pergerakan yang naik," terang Adrian dalam siaran pers, Jumat (24/6).

Baca Juga: IHSG Menguat pada Jumat (24/6) Pagi, Sentimen Positif Menyelimuti

Adrian menjelaskan, laba operasional emiten tumbuh sebesar 40% year-on-year (yoy) pada kuartal pertama 2022. Kinerja yang sudah sangat baik ini mengindikasikan bahwa kinerja di kuartal kedua 2022 akan lebih baik, terutama mempertimbangkan data selama Ramadan.

Volatilitas global diproyeksikan masih terus berlangsung. Tapi dengan valuasi saham yang tidak terlalu mahal, pertumbuhan EPS yang tinggi, kondisi likuiditas domestik yang kuat didukung oleh neraca perdagangan yang positif, serta real yield yang masih positif dan relatif lebih tinggi ketimbang negara-negara lain, membuat Indonesia lebih resilient menghadapi risiko eksternal.

Sementara itu, Handy Yunianto, Head of Fixed Income Analyst Mandiri Sekuritas menambahkan, di tengah ketidakpastian perekonomian dunia, pasar obligasi Indonesia juga mengalami kenaikan yield akibat foreign fund outflow.

"Namun dukungan investor domestik untuk obligasi pemerintah yang tinggi membuat pasar obligasi Indonesia cukup resilient, dimana kenaikan yield obligasi pemerintah Indonesia relatif lebih kecil dibandingkan negara-negara emerging markets lainnya," ujar Handy.

Baca Juga: Rupiah Menguat ke Rp 14.484 per Dolar AS Pada Jumat (24/6) Pagi

Dukungan investor domestik kepada obligasi pemerintah akan terus solid karena faktor likuiditas rupiah yang masih melimpah. Secara umum, terjadi pertumbuhan pada kredit perbankan sebesar ±9%, namun Dana Pihak Ketiga (DPK) berupa tabungan, giro, dan deposito juga mengalami kenaikan yang lebih tinggi yakni ±10%.

"Hal ini menyebabkan tren loan-to-deposit ratio perbankan terus menurun, yang berarti sistem perbankan Indonesia memiliki likuiditas yang memadai. Dampaknya suku bunga deposito terus mengalami penurunan, sehingga selisih antara bunga depoito dan yield SUN semakin melebar. Kondisi ini membuat dukungan investor domestik terhadap obligasi pemerintah Indonesia akan terus berlanjut," imbuh Handy.

Baca Juga: BI Menahan Diri demi Pemulihan Ekonomi

Di sisi lain, tren likuiditas pada perbankan akan terus memadai, mengingat Bank Indonesia masih akan melakukan burden sharing SKB3, dengan memberikan membeli obligasi pemerintah di pasar perdana sejumlah Rp 220 triliun.

Selain itu, pemerintah masih menjalankan ekspansi fiskal dimana defisit APBD masih di atas 4% dari PDB serta terjadi surplus pada neraca perdagangan Indonesia, akan turut menjaga likuiditas ke depannya. 

Menurutnya, di tengah ketidakpastian global yang masih terjadi akibat pandemi, geopolitik perang Rusia dan Ukraina, disrupsi rantai pasokan, kenaikan inflasi yang diikuti dengan kenaikan suku bunga global, maka diversifikasi portofolio investasi menjadi sangat penting, dan obligasi menjadi instrumen yang menarik karena memberikan cash flow kupon yang pasti, dengan tingkat imbal hasil yang masih menarik dan nilai pokok investasinya akan kembali lagi pada saat jatuh tempo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×