Reporter: Dina Farisah | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) berencana meluncurkan sejumlah produk reksadana anyar pada tahun ini. Produk reksadana yang akan dirilis adalah reksadana terbuka jenis saham dan campuran.
Wendy Isnandar, Direktur PT Mandiri Manajemen Investasi, mengatakan, mereka akan menerbitkan dua reksadana saham dan satu reksadana campuran. Sepanjang tahun ini, MMI menargetkan bisa menerbitkan setidaknya satu produk baru pada setiap kuartal. Target dana kelolaan setiap produk reksadana baru tersebut berkisar Rp 100 miliar - Rp 200 miliar.
Untuk target return, Wendy bilang, tergantung dari acuan tiap reksadana. Jika reksadana saham, maka akan mengacu pada pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). "Kami targetkan return yang didapat bisa 1%-2% di atas IHSG,” ujar Wendy.
Selain berfokus pada penerbitan reksadana saham dan campuran, MMI juga akan melirik alternatif investasi lainnya, seperti reksadana terproteksi, kontrak investasi kolektif efek beragun aset (KIK EBA), dan reksadana penyertaan terbatas berbasis proyek.
Dengan penambahan sejumlah produk baru tersebut, MMI berharap, bisa menggenjot dana kelolaan hingga tumbuh sebesar 40% pada tahun ini. Tahun lalu, Wendy memperkirakan, posisi dana kelolaan MMI di kisaran Rp 20 triliun. Itu artinya, target dana kelolaan tahun ini bisa mencapai Rp 28 triliun.
Dari total dana kelolaan sebesar itu, kontribusi dana kelolaan dari reksadana saham mencapai 25%. Sementara dari sisi investor, MMI tetap akan menyasar pasar ritel. Saat ini, komposisi investor MMI masih didominasi oleh investor ritel, yakni sekitar 65%, selebihnya adalan investor korporasi.
Sekadar informasi, saat ini, MMI telah memiliki 10 produk reksadana saham. Berdasarkan data Infovesta Utama per 28 Desember 2012, dari 10 reksadana saham itu, Mandiri Investa Ekuitas Dinamis mencatatkan return paling tinggi sebesar 16,31%.
Analis PT Infovesta Utama, Praska Putrantyo menilai, banyak manajer investasi (MI) menerbitkan reksadana saham anyar karena prospeknya yang masih menarik. "Prediksi imbal hasil rata-rata reksadana saham tahun ini berkisar antara 11%-15%," ujar Praska.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News